Mudah-mudahan dengan semangat kami semua, kalau di China butuh 40 tahun, semoga di Indonesia bisa 10 sampai 20 tahun untuk mengubah Indonesia. Karena kami punya impian untuk mengubah desa di Indonesia menjadi desa maju seperti di Tiongkok,
Jakarta (ANTARA) - Peserta studi banding pedesaan China bertekad untuk menerapkan program-program unggulan yang akan didapatkan selama di Negeri Tirai Bambu untuk diterapkan di Indonesia.

“Belum sampai ke Tiongkok, tapi kami sudah sangat bangga sekali. Kami akan belajar sungguh-sungguh di Tiongkok. Kami akan bawa perubahan untuk desa di Indonesia setelah kami pulang dari Tiongkok,” kata Kepala Desa Pujon Kidul Kabupaten Malang, Udi Hartoko dalam keterangan tertulis Kementerian Desa yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Seperti diketahui, China dikenal sebagai negara yang berhasil meningkatkan pendapatan masyarakat pedesaan hingga 100 kali lipat dalam 40 tahun, yakni dari 20 dollar AS menjadi 2.000 dollar AS.

Udi yang termotivasi dari keberhasilan tersebut berharap Indonesia mampu meraih keberhasilan serupa dalam waktu 10 sampai 20 tahun.

“Mudah-mudahan dengan semangat kami semua, kalau di China butuh 40 tahun, semoga di Indonesia bisa 10 sampai 20 tahun untuk mengubah Indonesia. Karena kami punya impian untuk mengubah desa di Indonesia menjadi desa maju seperti di Tiongkok,” tambahnya

Terkait studi banding, Udi berterimakasih kepada pemerintah yang telah memberikan kesempatan untuk belajar memajukan desa dari contoh berhasil di negara lain. Ia juga berterimakasih kepada Kedutaan Besar China yang telah menerima kepala desa, pendamping desa, dan pegiat desa Indonesia untuk belajar di China.

"Semoga ini menjadi sesuatu yang istimewa bagi kita semuanya. Dan ini akan kami ceritakan pengalaman kami kepada seluruh masyarakat Indonesia. Bagi kami dan masyarakat, inilah sejarah yang sangat luar biasa," ujarnya.

Sebelumnya Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo telah melepas sejumlah kepala desa, penggiat desa dan pendamping desa yang akan mengikuti studi banding ke negara Korea dan China.

Rencananya, studi banding perdesaan ini juga akan dilaksanakan di beberapa negara lain seperti India, Malaysia, dan beberapa negara yang memiliki keberhasilan mengelola perdesaan lainnya.

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019