Memang instrumen itu bisa dipakai tetapi yang perlu kita dengar adalah keluhan dari masyarakat yang menginginkan pendidikan berkualitas
Jakarta (ANTARA) - Calon Wakil Presiden dari nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan masyarakat menginginkan pendidikan yang berkualitas.

"Memang instrumen itu bisa dipakai tetapi yang perlu kita dengar adalah keluhan dari masyarakat yang menginginkan pendidikan berkualitas," ujar Sandi dalam debat cawapres di Jakarta, Minggu.

Dia menambahkan instrumen yang disebutkan oleh cawapres nomor urut 01 yakni Neraca Pendidikan Daerah (NPD) dan Data Pokok Pendidikan (Dapodik) belum tentu mampu menghadirkan pendidikan yang berkualitas.

Pernyataan itu disampaikan Sandi saat menjawab pertanyaan mengenai instrumen apa yang menentukan efektif tidaknya dana transfer daerah, yang mencapai 60 persen dana pendidikan.

Dalam kesempatan itu, Sandi menegaskan akan memperhatikan kompetensi dan kesejahteraan guru, terutama guru honorer.

Menurut Sandi, guru yang berkompeten akan menghasilkan pendidikan yang berkualitas.

Sandi juga mengatakan akan memperjelas status guru honorer, yang telah mengabdi sekian tahun dan mendapatkan gaji tidak sebanding.

Sandi juga menyampaikan tekadnya menghapus Ujian Nasional (UN) dan menggantinya dengan pemetaan bakat dan minat. Begitu juga kurikulum disederhanakan dan fokus pada pembangunan karakter yang berbudi pekerti dan berakhlak mulia.

Indonesia menempati posisi bawah di tingkat internasional. Peringkat Programme for International Student Assessment (PISA) atau Program Penilaian Pelajar Internasional Indonesia berada di urutan 62 dari 70 negara. PISA mengukur tiga kemampuan, yakni matematika, sains, dan literasi siswa yang berusia 15 tahun.

Begitu juga untuk peringkat penilaian matematika dan sains internasional atau Trends in International Mathematics and Science Study (TIMS) menempati posisi 40 dari 42 negara.
 

Pewarta: Indriani
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019