Beijing (ANTARA) - Situasi di Daerah Otonomi Xinjiang, China, relatif stabil karena sudah tidak ada lagi tindakan terorisme dalam 27 bulan terakhir, menurut pihak berwenang setempat.

Kepala Daerah Otonom Xinjiang Shohrat Zakir di sela-sela pertemuan Kongres Rakyat Nasional (NPC) Beijing, Selasa (12/3), mengemukakan bahwa masyarakatnya merasa nyaman dengan situasi tersebut.

Selama satu periode daerah, otonomi di wilayah paling barat daratan Tiongkok yang mayoritas dihuni oleh etnis Uighur itu mengalami serangkaian tindakan terorisme.

Namun keadaan berangsur baik setelah  tindakan efektif dijalankan untuk menjaga stabilitas keamanan, tambah gubernur beretnis Uighur itu sebagaimana dikutip media resmi China, Rabu.

"Tindakan terhadap terorisme dan ekstremisme tidak pernah menyasar kepada kelompok etnis dan agama tertentu seperti tuduhan beberapa orang di negara lain," kata Zakir.

Dengan terpeliharanya situasi keamanan, lanjut dia, daerahnya telah kedatangan lebih dari 150 juta wisatawan sepanjang tahun 2018, yang merupakan kenaikan dari 40 persen dibandingkan dengan tahun 2017.

Ia juga menampik tudingan sejumlah media dengan menyatakan bahwa sejumlah lembaga pendidikan dan pelatihan keterampilan di beberapa daerah tingkat dua di Xinjiang bukanlah kamp konsentrasi.

Dia juga menganggap tuduhan bahwa kebebasan para peserta pelatihan dibatasi sangat tidak akurat karena mereka diizinkan pulang pada hari libur akhir pekan, termasuk meninggalkan lembaga tersebut sesuai keinginan mereka.

Lembaga HAM PBB dan beberapa media Barat sebelumnya menyoroti kamp pelatihan tersebut karena dianggap melanggar hak asasi manusia. 

Baca juga: Peneliti: Perusahaan pengawasan China lacak jutaan orang di Xinjiang
Baca juga: Menyibak gelap lorong Kamp Vokasi Uighur Xinjiang (bagian 1)
Baca juga: Gubernur Xinjiang buka akses internasional terkait kamp pendidikan kejuruan

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019