Denpasar (ANTARA News) - Sutradara asal Indonesia, Livi Zheng, mengangkat kisan seniman gamelan dari Bali ke dalam film berjudul "Bali: Beats of Paradise".

"Saya tertarik mengangkat gamelan dan Bali sebagai inspirasi dari satu karya film saya yang baru ini. Sebab, saya ingin memberitahukan kepada dunia bahwa gamelan itu adalah seni budaya yang berasal dari Indonesia," kata Livi Zheng dalam surat elektroniknya yang diterima Antara, di Denpasar, Senin.

Livi yang juga pernah menjadi atlet bela diri Indonesia itu menambahkan, film-film Hollywood selama ini tidak sedikit yang menyelipkan gamelan sebagai pengiring dari adegan film, seperti film "Avatar", TV seri "Star Trek" sampai game Nintendo Mario Bros.

"Namun, tidak banyak orang-orang asing yang mengetahui asal-usul dan seperti apa seni gamelan tersebut," ucapnya.

Livi menuturkan film "Bali: Beats of Paradise" mengisahkan perjalanan hidup Nyoman Wenten, seniman gamelan dari Pulau Dewata yang tinggal di Los Angeles. Wenten dikenal juga sebagai pengajar etnomusikologi di UCLA dan Herb Alpert School of Music, serta California Institute of the Arts.

"Dalam film itu juga mengupas persinggungan Wenten dengan gamelan sejak kecil di Bali, yang membawanya melanglang buana. Nyoman Wenten kemudian bekerja sama dengan musisi Judith Hill yang sebelumnya kontestan The Voice dan pemenang Grammy-Award," ujarnya.

Bersama Judith Hill, Nyoman Wenten menggabungkan gamelan dan tari Bali dengan musik funk dalam musik "Queen of the Hill".

"Film "Bali: Beats of Paradise" sudah diputar di bioskop-bioskop Amerika mulai 16 November 2018. Film ini juga akan diputar di biosop-bioskop Korea Selatan pada April. Selain Bali, kota-kota besar lainnya di Indonesia juga akan mendapat kesempatan tayang perdana pada Juli mendatang.?

Dipuji wagub Bali

Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) saat menerima Livi Zheng pada Sabtu (23/2) di Ubud, Gianyar, Bali, tak ketinggalan memuji film karya Livi Zheng tersebut.

Menurut Cok Ace, banyak keindahan dan karya seni Bali mulai dari seni lukis, tarian hingga buku dan manuskrip yang dieksplorasi oleh seniman dan para ahli mancanegara seperti Clifford Geertz, Mark Hobart dan Prof Yamashiro.

Tetapi, sayangnya tidak ada satu pun yang diangkat ke layar perak sebagai mahakarya Bali. Oleh karena itu, karya Livi Zheng "Bali: Beats of Paradise" tersebut, dapat dikatakan menjadi salah satu karya seni Bali yang mendunia.

"Saya sudah melihat film karya Livi Zheng ini, termasuk yang ditayangkan di hadapan Wakil Presiden Jusuf Kalla baru-baru ini. Karya ini mahakarya Bali yang sungguh luar bisa dan kita orang Bali harus berterima kasih pada Livi Zheng," ujarnya

Tak hanya memuji film yang dikerjakan selama satu tahun di Bali dan Los Angeles, Amerika Serikat tersebut, Wagub Bali juga berharap karya-karya seni Bali lainnya dapat diangkat kembali ke layar perak sebagai karya seni dunia seperti halnya "Bali: Beats of Paradise".

Bahkan, Wagub Cok Ace pun berterima kasih kepada Livi karena sudah menjadikan keindahan Bali sebagai objek dari film tersebut.

"Kam berharap semakin banyak produser dan sutradara-sutradara film dunia yang melirik Bali. Bukan hanya sebagai tempat pengambilan gambar tetapi juga mengangkat cerita dan seni budaya Bali lainnya," ucapnya.

Baca juga: Film "Bali: Beats of Paradise" karya Livi Zheng berpeluang masuk nominasi Oscar

Baca juga: Sutradara Livi Zheng raih penghargaan di The Unforgettable Gala

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2019