Jakarta (ANTARA News) - Paguyuban purnawirawan TNI AL pendukung pasangan Jokowi-KH Ma'ruf Amin, Jala Nusantara, mengembangkan sayap organisasinya untuk menyukseskan kemenangan pasangan calon presiden-wakil presiden pada kontestasi Pemilu 2019. Kali ini, Jala Nusantara Jawa Timur dideklarasikan, di Surabaya, Senin, yang dihadiri lebih dari 420 purnawirawan TNI AL dari berbagai kepangkatan di sana. Ini merupakan kelanjutan dari deklarasi Jala Nusantara di tingkat pusat, di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Hadir dalam deklarasi itu sejumlah mantan pemimpin tertinggi TNI AL pada masanya, dan kini duduk di Dewan Penasehat Jala Nusantara, di antaranya Laksamana TNI (Purnawirawan) Achmad Sucipto, Laksamana TNI (Purnawirawan) Bernard Kent Sondakh, dan Laksamana TNI (Purnawirawan) Dr Marsetio, serta yang lain-lain, termasuk Ketua Jala Nusantara Jawa Timur, Laksamana Muda TNI (Purnawirawan) FX Agus Susilo.

"Juga hadir tokoh Jawa Timur, Pak Tjuk Kasturi Sukiadi. Dari sisi peserta hari ini, jumlahnya dan cakupannya melebihi harapan kami dan kami senang bahwa semakin banyak para purnawirawan TNI AL bergabung dengan Jala Nusantara," kata Kepala Humas Jala Nusantara, Brigadir Jenderal TNI (Marinir) (Purnawirawan) Rudi Andi Hamzah, yang dihubungi di Surabaya, Senin.

Deklarasi Jala Nusantara Jawa Timur ini diisi dengan sejumlah pemaparan tentang capaian pemerintahan saat ini, yang di antaranya dibawakan oleh anggota Tim Pengarah TKN Jokowi-KH Ma'ruf Amin, Laksamana TNI (Purnawirawan) Dr Marsetio, yang dia mengungkap hal-hal terkait visi dan misi serta hal-hal yang masih harus dientaskan dalam memenangkan pasangan Jokowi-KH Ma'ruf Amin. 

Secara terpisah, Sondakh menyatakan, "Ada pendapat yang mengatakan bahwa bapak-bapak ini pensiun ya sudah, pensiun saja. Mereka lupa, bapak-bapak ini banyak juga yang masih memegang posisi di banyak perusahaan, swasta terutama, dan ini banyak sekali, yang bisa memberi pengaruh pada lingkungannya. Saya sendiri juga ikut sebagai relawan pada 2014, setelah itu bukan berarti mereka langsung diam saja, mereka tetap hidup dan mengamati jalan pemerintahan ini. Mereka tetap berkiprah, di antaranya memberi masukan jika memang diperlukan." 

"Bagi kami, berharap sekali bahwa visi maritim ini jangan sampai mati. Tadi disaksikan, dari lima pilar poros maritim yang digariskan pemerintah saat ini, kami sebagai purnawirawan TNI AL memandang bahwa peran maritim ini sangat penting guna segera mewujudkan negara maritim Indonesia ini," katanya. 

"Kita bisa lihat bahwa organisasi ini semakin mengembangkan diri, sehingga para purnawirawan bintara dan tamtama juga bergabung. Nanti akan dikembangkan lagi organisasi serupa di tingkatan bintara dan tamtama, yang jumlahnya pasti jauh lebih banyak. Dalam waktu dekat, kami akan meresmikan juga Srikandi Jala Nusantara. Sebagai ibu-ibu, mereka lebih efektif untuk pendekatan dari pintu ke pintu dan relasi mereka lebih banyak. Sebanyak mungkin, one man one vote. Di Jakarta, umpamanya, ini tersebar," kata dia. 

Ia mengungkap sejumlah keunggulan kualitas karakter pribadi dan capaian pemerintahan Jokowi yang telah terjadi sejak 20 Oktober 2014 hingga kini, yang dia katakan, juga sangat berkomitmen menegakkan dan mempertahankan empat pilar konsensus dasar negara. "Ini sangat sesuai dengan komitmen seorang prajurit sejak dia menandatangani komitmennya sebagai militer. 

Sementara itu, Marsetio menyatakan, diperkirakan akan ada sekitar 600 purnawirawan laksamana yang bergabung dengan Jala Nusantara. "Old navy never dies, they just fade away. Apa maknanya? Kami terus berperan mengawal NKRI dan tidak akan pernah berhenti. Pak Jokowi kita ketahui sangat berkomitmen dalam memajukan Indonesia," kata dia. Ia gembira bahwa kali ini purnawirawan TNI AL dapat memberi kontribusi secara lebih signifikan dalam kontestasi Pemilu 2019. 

Dalam kaitan dukungan kepada Jokowi, dia katakan, "Bukan soal membela Pak Jokowi semata namun juga untuk menyelamatkan bangsa dan negara ini. NKRI harga mati."

Terkait strategi pemenangan pasangan Jokowi-KH Ma'ruf Amin bagi Jala Nusantara, Sucipto menyatakan, "Pertama hilangkan kelengahan kita tidak boleh lengah dengan asumsi-asumsi dengan hasil-hasil survey yang menyatakan bahwa pasangan calon nomor 1 masih unggul sekian persen, di atas angin, dan sebagainya. Jangan lengah"

"Karena lawan yang kami hadapi itu kompetitor yang berani, tangguh, dipimpin seorang yang tangguh juga. Jadi ini pertempuran yang menurut saya menarik untuk dimenangkan. Yang kedua, one people one vote. Itu artinya satu suara apakah itu suaranya profesor atau suaranya common people on the street, sama. Jadi tengok lah kiri kanan, tengoklah sekeliling, siapa yang bisa disadarkan harus dilakukan," kata dia.

"Masih ada waktu sekitar hampir 50 hari untuk melakukan itu. Jangan lengah, jangan puas dengan hasil hasil survei. Jangan puas dengan asumsi-asumsi yang ditiupkan untuk memang membuat kita lengah, dan yang tidak kalah penting adalah menentukan pilihan yang tepat," kata dia.

Pewarta: Ade P Marboen dan Aditya Wicaksono
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019