Ini akan kami terapkan di seluruh Tanah Air, sehingga nantinya tak terlalu berdampak pada kunjungan wisatawan
Ha Long, Vietnam (ANTARA News) - Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata menyiapkan manajemen krisis pariwisata (tourism management crisis) khususnya untuk mengantisipasi dampak bencana alam terhadap sektor wisata di dalam negeri.

Asisten Deputi Pengembangan Regional IV Kementerian Pariwisata Edy Wardoyo di ajang ASEAN Tourism Forum (ATF) 2019 di Ha Long, Vietnam, Jumat mengatakan, manajemen krisis pariwisata itu sebenarnya telah diterapkan di Bali saat Guinung Agung meletus beberapa waktu lalu.

"Ini akan kami terapkan di seluruh Tanah Air, yang akhir-akhir ini mengalami kejadian bencana alam, sehingga nantinya tak terlalu berdampak pada kunjungan wisatawan," katanya.

Sebelumnya kalangan pembeli di ajang Travel Exchange (Travex) ATF 2019 mempertanyakan kesiapan pemerintah Indonesia mengantisipasi bencana alam terutama tsunami di Banten dan gempa bumi di Palu, Sulawesi Tengah. 

Di hadapan pelaku industri wisata internasional, Edy menjelaskan Banten dan Palu hanya merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang sangat luas dengan beragam objek pariwisata yang menarik dan aman untuk dikunjungi wisatawan.

Selain menerapkan manajemen krisis pariwisata, lanjutnya, pemerintah juga telah melakukan rekonstruksi dan rehabilitasi di daerah-daerah yang terkena bencana alam sehingga wisatawan tak perlu mengkhawatirkannya.

Menurut dia, pemerintah saat ini juga mengembangkan 10 destinasi wisata "Bali Baru" yakni Danau Toba, Sumatera Utara; Borobudur, Jawa Tengah; Bromo-Tengger-Semeru, Jawa Timur; Tanjung Kelayang, Bangka Belitung; Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat; Wakatobi, Sulawesi Tenggara; Labuan Bajo, Nusa TEnggara Timur; Tanjung Lesung, Banten; Kepulauan Seribu, Jakarta; dan Morotai, Maluku Utara.

Pada kesempatan itu, Edy juga menyebutkan sejumlah penghargaan internasional yang diterima Pemerintah Indonesia di bidang pariwisata seperti Best in Travel 2018 Top Countries, The Best 10 Travel and Tourism Power and Performance Report, dan Top 20 Fastest Growing Travel Destination In The World.

Menurut data UNWTO, pada 2017, pertumbuhan wisatawan asing ke Indonesia sebesar 22 persen dari 11,52 juta pada 2016 menjadi 14,04 juta wisatawan dan menduduki peringkat kedua di dunia setelah Vietnam yang sebesar 29 persen.

Tingkat pertumbuhan wisatawan asing ini di atas rata-rata ASEAN yang mencapai tujuh persen dan dunia yang hanya 6,4 persen.

Sedangkan pada 2018, tingkat kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia selama Januari hingga November sebanyak 14,39 juta atau naik 11,63 persen dibandingkan 2017.

Selama lima hari kegiatan, terdapat berbagai rangkaian acara ATF 2019 yang diikuti 10 negara anggota ASEAN yakni Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

Salah satunya adalah Travel Exchange (Travex).
 
Pada tahun ini Travex ATF 2019 digelar selama tiga hari, mulai 16 hingga 18 Januari 2019 dan dihadiri lebih dari 1.500 delegasi internasional dan 400 pembeli internasional, serta 100 media internasional.

Baca juga: Menpar siap raih target 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara melalui ATF
Baca juga: Kemenpar siap tarik wisatawan Asia Tenggara melalui ATF
 

Pewarta: Subagyo
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019