Berdasarkan laporan yang kami terima, tanggul Sungai Angin ini jebol pagi tadi sekitar pukul 04.30 WIB akibat luapan air seiring dengan hujan lebat yang terjadi sejak Selasa (15/1) malam
Banyumas, Jateng (ANTARA News) - Petugas gabungan melakukan penanganan darurat terhadap tanggul Sungai Angin yang jebol di Grumbul Karet, Kelurahan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

"Berdasarkan laporan yang kami terima, tanggul Sungai Angin ini jebol pagi tadi sekitar pukul 04.30 WIB akibat luapan air seiring dengan hujan lebat yang terjadi sejak Selasa (15/1) malam," kata Koordinator Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Banyumas Ady Candra di Grumbul Karet, Kelurahan Sumpiuh, Kecamatan Sumpiuh, Banyumas, Rabu.

Ia mengatakan akibat kejadian itu sedikitnya 16 rumah warga RT03/RW04 dan RT04/RW04 tergenang air yang keluar dari Sungai Angin melalui tanggul jebol tersebut.

Bahkan, lanjut dia, salah seorang warga bernama Sutiyah (70) terpaksa dievakuasi ke tempat yang aman karena rumahnya terendam air.

"Kebetulan posisi tanggul yang jebol tepat di belakang rumah Bu Sutiyah," katanya.

Dia mengatakan petugas gabungan yang terdiri atas personel Tagana, TNI/Polri, dan warga setempat segera melakukan penanganan darurat dengan memasang karung berisi pasir di titik tanggul yang jebol guna mengurangi genangan air di permukiman.

Pihaknya juga memantau perkembangan luapan Sungai Angin karena dikhawatirkan menggenangi Dusun Clawer, Desa Nusadadi, Kecamatan Sumpiuh.

"Kalau hujan lebat kembali turun dan air Sungai Angin makin tinggi dikhawatirkan akan menggenangi wilayah Nusadadi," katanya.

Camat Sumpiuh Abdul Kudus mengatakan Grumbul Karet di Kelurahan Sumpiuh merupakan daerah rawan banjir yang selalu dipantau ketika terus-menerus terjadi hujan lebat.

Pihaknya telah berupaya mengusulkan penanganan permanen terhadap tanggul Sungai Angin, yakni dengan memasang parapet maupun beronjong.

"Di titik-titik tertentu sudah terpasang karena daerah di sebelah timur Sungai Angin paling rawan genangan air," katanya.

Ia mengatakan penanganan paling ideal terhadap Sungai Angin sebenarnya berupa normalisasi karena sedimentasinya sudah terlalu tinggi.

Akan tetapi, secara teknis dari pihak Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSO) Yogyakarta, kata dia, penanganan yang dilakukan baru berupa pembuatan parapet di tepi Sungai Angin.

Baca juga: SAR cari petani hilang di Banyumas

Baca juga: Dua pelancong hilang di Curug Nangga Banyumas

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019