Magelang (ANTARA News) - Keuskupan Agung Semarang membuka Rumah Tambo Jentera Muda sebagai wahana membangun berbagai narasi tentang keterlibatan kaum muda dalam memperkuat bangunan keberagaman hidup bersama.

"Untuk tempat menarasikan tentang keterlibatan orang-orang muda berbasis komunitas," kata Ketua Komisi Kepemudaan Keuskupan Agung Romo Budi Purwantoro di sela rangkaian kegiatan itu di Magelang, Minggu malam.

Rumah Tambo Jentera Muda berada di Kompleks Wisma Salam dan Youth Spirituality Center Komisi Kepemudaan Keuskupan Agung Semarang di kawasan perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta di Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Jateng. Pembukaan Rumah Tambo Jentera Muda itu terkait dengan pertemuan kaum muda se-Asia pada 2017 bernama "Asian Youth Day VII" yang puncaknya di Yogyakarta.

Peresmian Rumah Tambo Jentera Muda dilakukan secara bersama-sama oleh Ketua Komisi Kepemudaan Konferensi Wali Geraja Indonesia (KWI) Monsinyur Pius Riana Prapdi dan Uskup Agung Semarang Monsinyur Robertus Rubyatmoko melalui pengguntingan pita secara bersama-sama.

Budi menjelaskan pembukaan tempat itu tidak lepas dari ide untuk membangun suatu museum untuk menyimpan berbagai catatan dan benda, serta tinggalan lainnya dari pertemuan "Asian Youth Day 2017".

Ia menjelaskan tentang arti Rumah Tambo Jentera Muda, sebagai tempat kisah gerakan orang-orang muda. Bangunan yang terdiri atas tiga lantai di kawasan tepian Kali Krasak, perbatasan Jateng-DIY itu, berbentuk segi delapan (sesuai jumlah mata angin) dengan luas 36 meter persegi.

"Nantinya, mulai Februari 2019 setiap bulan, tempat ini untuk berbagai pertemuan kreatif lintas komunitas kaum muda, antara lain diskusi, pentas seni budaya, pameran wirausaha, sehingga museum ini tetap hidup dan terus memberikan manfaat untuk memperkuat semangat keberagaman," kata dia.

Uskup Rubiyatmoko mengharapkan Rumah Tambo Jentera Muda memberi inspirasi kepada masyarakat luas, terutama kalangan orang muda, untuk mengembangkan semangat persaudaraan dan penghargaan terhadap Bhinneka Tunggal Ika.

"Kemajuan zaman, masa depan Indonesia ada di tangan kaum muda karena mereka lebih kreatif dan daya nalar yang hebat untuk membangun kebersamaan dan kebangsaan. Untuk masa depan kita, lihatlah orang muda. Di tangan orang muda banyak gagasan baru yang `update`," ujarnya.

Uskup Riana mengatakan Rumah Tambo Jentera Muda sebagai tempat "menjahit" kebersamaan hidup dari harapan menjadi kebersamaan.

"Tambo Jentera Muda adalah ruang perjumpaan demi membangun rumah bersama, demi kebhinnekaan. Selamat menjahit kebhinnekaan di tempat ini dan menjalin kebhinnekaan. Perbedaan adalah anugerah, nyalakan api kebersamaan," katanya.

Dalam rangkaian peresmian Rumah Tambo Jentera Muda itu, juga berlangsung sejumlah kegiatan oleh kalangan orang muda, antara lain bernama "Kenduri Multikultural", makan malam "Mangan Kanggo Urip lan Ana Dina Ana Upa", sarasehan "Jagongan Multikultural", serta pementasan kesenian "Ekspresi Multikultural".

Pada sarasehan "Jagongan Multikultural" dengan peserta kalangan orang muda lintas agama dan lintas komunitas, bertindak sebagai narasumber Irfi Maslahatul Umah (pegiat Masyarakat Anti Fitnah Indonesia/Mafindo) Magelang Raya dan Cathak Wiwit (pegiat Komunitas Brayat Pesing Kulon Progo) dengan moderator Fairus (pegiat Gusdurian).

Baca juga: Pawai Budaya KKI tunjukkan keberagaman Indonesia

Baca juga: Pemuda ASEAN pelajari keberagaman budaya dan agama Indonesia

 

Pewarta: Maximianus Hari Atmoko
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2018