Pekanbaru (ANTARA News) - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengklarifikasi video pelaku perusakan atribut Partai Demokrat dan Ketua Umumnya Susilo Bambang Yudhoyono yang dituduh dipesan oleh partai berkuasa.

Politisi PDI Perjuangan, Kapitra Ampera di Pekanbaru, Minggu, video tersebut belum bisa dipastikan kebenarannya. Apalagi menurutnya video yang direkam kemudian diviralkan juga merupakan suatu tindak kejahatan.

"Kita tak tahu, dia beri keterangan dimana, seseorang direkam dan diviralkan ini kejahatan tidak sementara dia belum tentu bersalah. Ini bukan etika politik, seharusnya diberikan dulu ke polisi," ujarnya.

Menurutnya orang PDIP yang dituduh melakukan pesanan atas perusakan atribut belum tentu pengurus, bisa saja simpatisan.

Dia juga mengatakan tak pernah mendengar ada nama Budi di kepengurusan Dewan Pimpinan Daerah maupun Pusat seperti yang dituduhkan dalam video itu.

"Jadi saya lihat ada `lebay` di sini supaya dibesar-besarkan. Kalau paham aturan di republik ini harusnya dikasih ke kepolisian. Ini main hukum sendiri, ini yang tidak bijak," kata Kapitra.

Meski begitu, pihaknya juga melakukan investigasi melalui tim advokatnya terhadap video tersebut. Diperkirakannya itu adalah kebetulan "Orang Pasar" yang fanatik pada calon presiden yang diusung partainya.

Menurutnya pelaku tersebut mereka merasa seolah-olah SBY mencari kesempatan dalam kesempitan serta berupaya menghapus jejak Presiden Jokowi di Pekanbaru. Padahal, lanjutnya kedatangan Jokowi ke Pekanbaru adalah sebagai presiden bukan calon presiden.

"Makanya tidak ada satupun kalimat atribut yang menyatakan dukungan untuk Jokowi menjadi presiden untuk kedua kalinya. Semua seremonial yang dilakukan sangat sakral, tidak ada berkaitan dengan politik praktis," tambahnya.

Baca juga: PDIP bantah rusak atribut Partai Demokrat di Pekanbaru

 

Pewarta: Fazar Muhardi
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2018