Pekanbaru (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Provinsi Riau menyatakan sudah ada 17 jenazah tenaga kerja Indonesia (TKI) ditemukan di perairan Selat Malaka, yang diduga menjadi korban kapal tenggelam saat akan pulang dari Malaysia ke Indonesia.

Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, Jim Gafur, di Pekanbaru, Rabu, menyatakan data yang dihimpun dari BPBD Bengkalis menyatakan bahwa jumlah korban hilang kurang lebih ada 20 orang.

"Sampai saat ini sudah ditemukan sekitar 17 orang, dimana tujuh orang diantaranya ditemukan tanpa identitas," katanya.

Ia mengatakan BPBD Bengkalis ikut melakukan pencarian jenazah TKI tersebut dengan melakukan penyisiran di Perairan Desa Pambang Pesisir, Desa Papal dan Desa Perapat Tunggal Kecamatan Bantan. BPBD bergabung dalam tim bersama Basarnas, dan Satpol Air Bengkalis dalam proses pencarian yang sudah berlangsung selama lebih dari 12 hari sejak November 2018.

Ia mengatakan dua jenazah terakhir ditemukan pada Senin petang (10/12) dan tanpa identitas. Dengan menggunakan kapal Basarnas, lanjutnya, mayat tanpa identitas itu dibawa menuju Pelabuhan Bengkalis untuk kemudian ke RSUD Bengkalis untuk ditindaklanjuti.

Sebelumnya, sejak akhir November lalu nelayan di Pulau Bengkalis dan Kota Dumai dibuat heboh dengan penemuan mayat-mayat tanpa identitas. Berdasarkan catatan Antara, hingga awal Desember lalu baru tiga jenazah yang bisa diidentifikasi dan sudah dijemput oleh pihak keluarga. Dari pihak keluarga akhirnya diketahui bahwa jenazah adalah TKI yang bekerja di Malaysia secara ilegal.

Ada salah satu jenazah sudah dimakamkan oleh Dinas Sosial Dumai, yaitu yang pertama kali ditemukan pada tanggal 24 November 2018. Identitasnya juga tidak diketahui hingga kini.

Polda Riau membuka pos pengaduan di RS Bhayangkara di Kota Pekanbaru untuk masyarakat yang merasa anggota keluarganya menjadi korban kapal tenggelam dari Malaysia tersebut. Sejumlah mayat yang tanpa identitas juga menjalani proses identifikasi di RS Bhayangkara.

Polda Riau belum bisa menyimpulkan penyebab kematian apakah karena kapal yang digunakan TKI benar-benar tenggelam atau ada sebab lainnya. Menurut informasi dari pihak keluarga korban, TKI tersebut menggunakan jalur tidak resmi dengan kapal dari Malaysia dan masuk ke Indonesia melalui Kabupaten Bengkalis, Riau.

Ada satu jasad perempuan yang diterima RS Bhayangkara pada tanggal 1 Desember lalu dan di tubuhnya ditemukan KTP dengan nama Maya asal Mojokerto, Jawa Timur.

Namun, setelah ditelusuri oleh polisi, tidak ditemukan keluarganya di Mojokerto sehingga KTP itu belum dipastikan milik yang bersangkutan.

Polisi menduga mereka adalah satu rombongan dalam satu kapal yang tenggelam di Selat Malaka. Informasi sementara yang diterima kepolisian, ada dua orang korban yang selamat bernama Jamal dan Hamid.

"Jamal dan Hamid sudah kami cari, hingga ke rumah masing-masing sebanyak dua kali. Namun, petugas belum menemukannya, kami selidiki kebenaran informasi tersebut. Apakah Jamal dan Hamid ini bagian dari para korban yang meninggal atau bukan?" kata Kabid Humas Polda Riau Kombes Sunarto.

Baca juga: 17 TKI masih hilang dalam perahu tenggelam

Baca juga: 11 jenazah TKI sudah ditemukan di Selat Malaka

Pewarta: Febrianto Budi Anggoro
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018