Jakarta (ANTARA News) - Para perempuan yang sama sekali tidak berkaitan, selain karena semua suami mereka terbunuh saat menjalankan aksi perampokan, bersatu padu menggabungkan kekuatan di tengah kehampaan setelah ditinggal mati suami.

Veronica (Viola Davis) adalah perempuan Afrika-Amerika yang hidup serba mewah bersama suaminya, Harry, diperankan Liam Neeson.

Linda (Michelle Rodriguez) adalah seorang perempuan latin yang membuka bisnis toko busana.

Alice (Elizabeth Debicki) adalah perempuan asal Polandia yang cantik tapi rapuh. Dia hidup dengan anggapan perempuan takkan bisa mandiri, di bawah pola asuh ibu yang membuatnya merasa tak berdaya, juga perlakuan kasar dari suami yang dicintainya.

Kejadian pahit menimpa mereka ketika para suami yang merupakan satu komplotan penjahat tertangkap basah oleh polisi ketika beraksi. 

Pada saat yang bersamaan, situasi politik di Chicago juga sedang panas di tengah persaingan antara Jack Mulligan (Colin Farrell)dan  Jamal Manning (Brian Tyree Henry) menjadi anggota dewan kota.

Jack terjun ke dunia politik semata karena beberapa generasi keluarganya melakukan hal yang sama, sementara Jamal menginginkan kehidupan yang dimiliki Jack selama ini, sesuatu yang tak didapatkannya sebagai pria Afrika-Amerika di sana.

Pertarungan politik membutuhkan banyak uang. Apes bagi Jamal, uang miliknya dirampok oleh komplotan Harry.

Veronica yang masih dirundung duka harus berhadapan dengan Jamal yang menagih uang yang dicuri oleh suaminya.

Didera teror dari Jamal dan adiknya yang tak segan-segan melakukan hal brutan, Jatemme (Daniel Kaluuya), Veronica memutar otak untuk menyelamatkan diri dari ancaman tersebut.

Berbekal peninggalan dari Harry berupa buku catatan lengkap berisi rencana perampokan selanjutnya, Veronica merekrut Linda dan Alice yang hidupnya juga sedang jungkir balik. 

Dibantu Belle (Cynthia Erivo), perempuan tangguh yang bersedia direkrut demi menghidupi putrinya, mereka berupaya mewujudkan rencana rumit tersebut.

Film yang disutradarai Steve McQueen ini diangkat dari serial televisi  Inggris berjudul sama yang ditulis oleh Lynda La Plante.
 
L-R: Michelle Rodriguez, Viola Davis, and Elizabeth Debicki star in Twentieth Century Foxâs WIDOWS. Photo Credit: Courtesy Twentieth Century Fox.



Sutradara film peraih Oscar "12 Years of Slave" mengadaptasi latar belakangnya menjadi Chicago. "Widows" menyajikan apa yang selama ini tidak banyak ditampilkan dalam film, perempuan sebagai pemeran-pemeran utama dari berbagai ras, bukan yang itu-itu saja.

Nuansa tegang dan kelam merayapi alur film yang juga menyentil soal rasisme di Amerika Serikat. 
 
WIDOWS L-R: Elizabeth Debicki (back to camera), Cynthia Erivo, Viola Davis (back to camera), and Michelle Rodriguez star in Twentieth Century Foxâs WIDOWS. Photo Credit: Courtesy Twentieth Century Fox.


Misalnya rasa ingin tahu orang-orang yang penasaran bagaimana Veronica, perempuan Afrika-Amerika, menikah Harry yang berkulit putih, di mana keluarga mereka tergolong kelas menengah ke atas. 

Kehidupan pernikahan Veronica-Harry juga sempat diliputi kesedihan akibat rasisme yang merenggut hal penting di hidup mereka.

Penonton diajak ikut merasakan ketegangan selagi empat karakter menyusun strategi tanpa tahu ada kejutan-kejutan yang menanti mereka.

Ada beberapa adegan yang cukup sadis, terutama yang melibatkan Jatemme yang berdarah dingin dan rela melakukan apa saja demi keberhasilan Jamal. 

Setiap karakter berkembang menjadi perempuan lebih berdaya sepanjang perjalanan mereka dari janda menjadi kriminal, semata-mata demi bertahan hidup dan memperbaiki kehidupan amburadul akibat para mendiang suami.

Baca juga: Viola Davis terima piala Oscar pertamanya

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018