Kami bicara yang lebih penting, ya, masalah bangsa ini secara keseluruhan
Yogyakarta (ANTARA News) - Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Mahfud MD menggelar pertemuan dengan tokoh ulama kharismatik Kiai Haji Maimun Zubair di Hotel Royal Ambarrukmo, Yogyakarta, Minggu (2/12) malam, guna membahas beragam persoalan bangsa.

"Kami bicara filosofi-filosofi berdirinya bangsa ini, di mana letak kekuatan bangsa ini, dan bagaimana manusia itu memosisikan diri agar Indonesia sebagai rahmat Allah itu tetap terjaga," kata Mahfud kepada wartawan seusai pertemuan tertutup sekitar 1 jam bersama K.H. Maimun Zubair.

Dalam kesempatan itu, Mahfud menegaskan bahwa dalam pertemuan tertutup itu, dirinya bersama K.H. Maimun sama sekali tidak membahas soal politik praktis yang berkaitan dengan Pilpres 2019.

"Tidak ada kami bicara itu (politik). Kami bicara yang lebih penting, ya, masalah bangsa ini secara keseluruhan," katanya.

Baca juga: Mahfud MD berujar soal persoalan bangsa Indonesia

Menurut Mahfud, Indonesia yang berdiri dan merdeka atas berkat rahmat Allah harus disyukuri dan senantiasa dijaga kelangsungannya.

Untuk menjaga kelangsungan negara dengan masyarakatnya yang berbeda-beda, menurut dia, selama ini bangsa Indonesia telah menentukan jalan dengan memilih jalur demokrasi.

Oleh sebab itu, menurut dia, demokrasi sebagai sarana juga harus dijaga agar senantiasa ditempuh dengan sikap jujur.

"Harus bersikap jujur, tidak main tikam dari belakang dan semuanya adu visi sajalah untuk maju ke depan," katanya.

Bertemu dan berdiskusi dengan Kiai Maimun, menurut Mahfud, sudah biasa dia lakukan sejak masih duduk sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi (MK).

Kepada wartawan, K.H. Maimun Zubair mengibaratkan Indonesia layaknya sebuah kehidupan rumah tangga. Dalam rumah tangga, seyogianya jangan sampai terjadi perselisihan hanya karena perbedaan, termasuk menyangkut soal agama.

"Kita harus kembali kepada apa yang sudah dianugerahkan Allah kepada bangsa ini. Kerukunan manusia itu dimulai dari apa yang disebut rumah tangga. Rumah itu terdiri atas pasangan, jadi tidak bisa milik perempuan saja atau milik laki-laki saja, jadi harus ada laki-laki dan perempuan," kata Pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar, Sarang, Rembang ini.

Baca juga: Hasto: Presiden atasi persoalan bangsa dengan Trisakti

Baca juga: Kiai Satori: keributan tak selesaikan persoalan bangsa


 

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2018