Pekanbaru, Riau (ANTARA News) - Beberapa kepala daerah pendukung Joko Widodo terkena operasi tangkap tangan tidak akan berpengaruh pada citra Jokowi, kata pengamat politik dari Universitas Andalas, Syaiful Wahab.

"Sebab ikon tentang Jokowi masih dianggap relatif 'bersih' dari urusan-urusan korupsi," kata dia, dihubungi dari Pekanbaru, Minggu.

Menurut dia, Jokowi biasanya tidak mempunyai afiliasi yang kuat dengan elite-elite politik lokal karena mereka selama ini banyak yang oportunis. "Jadi kalau para elite ini terkena OTT, tidak akan berpengaruh terhadap citra Jokowi di kalangan publik," kata Wahab.

Jika dilihat dari cara rezim Jokowi beroperasi, para kepala daerah yang terkena OTT, tidak aman. Siapa pun yang terlibat, kata dia, silakan tanggung jawab sendiri dan urus sendiri.

Kesan orang bermasalah yang merapat ke Jokowi, menurut Wahab, hampir semua karakter dan kelakuan elite politik adalah orang-orang pragmatis dan oportunis, pun jarang yang bersifat ideologis.

Ia menilai latar belakang Jokowi adalah seorang pekerja, dan sangat rasional. Ia melanjutkan, "Bagi orang rasional, salah ya dihukum, tidak bagus ya diganti dan tidak semua orang bisa sempurna. Oleh karena itu, boleh saja para elite merapat. Akan tetapi, kalau tidak benar, para elite itu harus menanggung sendiri.

Kepala daerah pendukung Jokowi yang OTT sebanyak empat orang, yakni Wali Kota Pasuruan Setiyono (PDI Perjuangan), Bupati Malang, Rendra Kresna (Partai NasDem), dan Bupati Bekasi, Neneng Hasanah (Partai Golkar).

Pewarta: Frislidia
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018