Jakarta (ANTARA News) - Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Budi Waseso menyatakan bahwa tidak ada bukti-bukti yang menunjukkan bahwa anak-anak yang meneriakkan yel-yel "2019 ganti presiden" dengan panduan seorang lelaki dalam video yang beredar viral adalah bagian dari Pramuka meski mereka mengenakan baju mirip seragam Pramuka.

"Ini bukan Pramuka jadi tidak perlu saya campuri," kata Budi Waseso di Gedung Kwarnas Gerakan Pramuka, Jakarta Pusat, Selasa.

"Tidak ada tanda-tanda Pramuka. Baju tidak persoalan, seragam mirip Pramuka," pejabat yang biasa disapa Buwas itu menambahkan.

Ia menegaskan orang-orang yang mengenakan seragam mirip Pramuka dalam video viral itu bukan dari Pramuka, dan bahwa sikap Pramuka netral dalam politik.

Buwas menyatakan kalau terbukti ada unsur kepanduan atau yang mengatasnamakan diri Pramuka terlibat dalam video bermuatan politik itu maka Kwarnas akan mengambil langkah hukum.

"Kalau dia atas namakan Pramuka maka saya lakukan tindakan hukum. Imbauan saya Pramuka tidak boleh masuk ke situ," katanya.

Ketua Kwarnas Pramuka pengganti Adhyaksa Dault itu menyerahkan persoalan dugaan pelanggaran terkait politik praktis itu ke pihak berwenang seperti Panitia Pengawas Pemilu dan Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Terlebih, dia mengatakan, ada anak-anak dalam video bermuatan politik tersebut. "Anak-anak di bawah umur itu ranah Panwaslu, KPU dan lembaga lain yang membidangi itu," kata dia.
   
 

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018