Penurunan impor migas  yaitu impor minyak mentah turun 31,90 persen atau 332,6 juta dolar AS, hasil minyak turun 23,06 persen atau 391,1 juta dolar AS dan gas turun 14,30 persen atau 43,9 juta dolar AS
Jakarta,  (ANTARA News) - Total nilai impor Indonesia periode September 2018 mencapai 14,60 miliar dolar AS atau turun 13,18 persen dibanding Agustus 2018, yang dipicu antara lain penurunan impor beras dari Tiongkok dan Pakistan, AC/mesin dari Malaysia dan Thailand, buah anggur dari Tiongkok, bubuk susu dari Selandia Baru, serta daging kerbau dan sapi beku dari India.

"Penurunan nilai impor selama September 2018 dipicu berkurangnya impor migas sebesar 767,6 juta dolar AS dan nonmigas sebesar 1.449 juta dolar AS," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik Yunita Rusanti di Jakarta, Senin.

Penurunan impor migas  yaitu impor minyak mentah turun 31,90 persen atau 332,6 juta dolar AS, hasil minyak turun 23,06 persen atau 391,1 juta dolar AS dan gas turun 14,30 persen atau 43,9 juta dolar AS.

Menurut Yunita, selain penurunan impor beras, AC/mesin, buah anggur, bubuk susu, dan daging kerbau dan sapi beku dari India, penurunan impor juga terjadi pada bahan baku penolong yakni emas dari Jepang dan Hongkong, susu kedelai dari Argentina, kalium klorida dari Kanada dan gula rafinasi dari Thailand.

"Sedangkan penurunan impor untuk barang modal terjadi untuk impor generator bensin, turbin dan ekskavator dari Tiongkok dan Jepang, juga vessel roro dari Tiongkok," ungkap Yunita.

Berdasarkan negara asal, penurunan impor terbesar yakni berasal dari Tiongkok dengan produk mesin peralatan listrik dan plastik, dari Jepang berupa mesin, kendaraan dan benda-benda dari besi, serta dari Australia berupa gandum, binatang hidup dan daging beku.

Berdasarkan data BPS, nilai impor kumulatif Januari-September 2018 adalah 138,7 juta dolar AS atau meningkat 23,33 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
 

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2018