Itu berita sesat dan menyesatkan...
Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (ANTARA News) - Bintara Pembina Desa (Babinsa) mengklarifikasi informasi yang beredar di media sosial bahwa warga Desa Gumantar dan Desa Sesait di Kabupaten Lombok Utara sampai harus minum air dari got karena kekurangan air bersih setelah gempa bumi beruntun mengguncang wilayah itu sejak akhir Juli hingga Agustus.

Menurut keterangan tertulis Babinsa setempat pada Rabu, setelah mengetahui peredaran kabar di beberapa media elektronik dan media sosial seperti Facebook mengenai warga yang sampai harus minum air got karena kekurangan air bersih, Babinsa langsung meminta keterangan kepada beberapa kepala dusun di Desa Gumantar, termasuk Kepala Dusun Kelanjuhan Prigi yang warganya dikabarkan minum air got.

Kepala Dusun Kelanjuhan Prigi Sahdan dalam keterangan tertulis menyatakan bahwa hampir semua warga Desa Gumantar sudah menikmati air bersih yang disalurkan menggunakan pipa.

"Saya sangat sayangkan berita tersebut beredar dan saya tegaskan kepada masyarakat berita itu tidak benar. Mana ada warga di Desa Gumantar minum air got. Air yang ngalir di irigasi saja besar sekali dan juga bersih, itu datang dari Gumantar ngalirnya," kata Sahdan.

Setelah insiden itu Babinsa Desa Gumantar Made Santong berharap warga dan relawan tidak langsung menyebarkan informasi-informasi yang mereka terima sebelum memastikan kebenarannya.

"Saya harap semua warga, baik itu relawan dan para aktivis kemanusiaan, untuk tidak menyebarkan informasi-informasi yang tidak benar nyatanya. Karena itu bisa menimbulkan keresahan semua pihak. Ayolah kita sama-sama perangi hoaks ini," katanya.

Babinsa Desa Sesait Irpan mengatakan di Desa Sesait juga tidak ada yang minum air got.

"Saya sudah klarifikasi sama Kadus Batu Jompang juga, berita itu tidak benar dan pihak Kadus Batu Jompang juga merasa keberatan dengan adanya berita yang beredar di media sosial. Itu berita sesat dan menyesatkan," katanya.

"Musuh terbesar kita adalah hoaks. Jadi mari kita sama-sama perangi hoaks. Karena ini bisa membuat perpecahan dan ketidaknyamanan di kalangan masyarakat," ia menambahkan.

Baca juga: Tagana PB PMII serahkan bantuan untuk korban gempa Lombok
Baca juga: Rumah transisi bakal dibangun untuk korban gempa Lombok
 

Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018