Asalkan sudah cukup umur, ada niat yang tulus diiringi dengan ikhtiar yang serius, maka pernikahan bisa dilakukan kapan saja. Selamat menikah.
Jakarta, (ANTARA News) - Pada Sabtu 18 Agustus 2018 akan menjadi salah satu hari yang bersejarah bagi Indonesia, yaitu hari pembukaan kompetisi olahraga tingkat Asia atau yang lebih dikenal dengan Asian Games.

Namun rupanya, hari tersebut bukan hanya akan menjadi tanda dimulainya Asian Games 2018, tetapi juga menjadi tanggal favorit bagi sebagian pasangan muda-mudi untuk melangsungkan pernikahan.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta, tercatat ada sebanyak 232 pasangan di ibukota yang akan melaksanakan akad nikah pada tanggal tersebut.

Di Jakarta Pusat, dari tiga Kantor Urusan Agama (KUA) yang berada di wilayah tersebut, terdapat 26 pasangan yang akan menikah, dengan rincian 13 pasangan di KUA Setia Budi, delapan pasangan di KUA Matraman dan lima pasangan di KUA Gambir.

Kemudian di Jakarta Selatan, dari lima KUA yang ada, terdapat 69 pasangan, yaitu 17 pasangan di KUA Cilandak, 16 pasangan di KUA Jagakarsa, 15 pasangan di KUA Kebayoran Lama, 13 pasangan di KUA Kecamatan Pancoran dan delapan pasangan di KUA Tebet.

Di wilayah Jakarta Timur, dari tiga KUA yang ada, tercatat 52 pasangan, rinciannya 22 pasangan di KUA Cakung, 20 pasangan di KUA Ciracas dan 10 pasangan di KUA Pasar Rebo. Di Jakarta Utara, dari dua KUA, tercatat ada 33 pasangan, yakni 24 pasangan di KUA Cilincing dan sembilan pasangan di KUA Koja.

Sementara itu, untuk wilayah Jakarta Barat, dari empat KUA, terdapat 52 pasangan dengan rincian 17 pasangan di KUA Cengkareng, 17 pasangan di KUA Kalideres, 11 pasangan di KUA Palmerah dan tujuh pasangan di KUA Pademangan.

"Pasangan-pasangan itu bukan hanya akan melaksanakan akad nikah secara agama, tetapi juga sekaligus menggelar pesta atau resepsi pernikahan. Jadi akan ada banyak sekali pasangan yang menikah pada hari itu," kata Kasi Bina Kepenghuluan Wilayah II Kementerian Agama Makhzaini kepada Antara di Jakarta, Jumat.

Banyaknya jumlah pasangan muda-mudi yang akan melangsungkan acara pernikahan pada waktu tersebut, menurut dia, membuat pihaknya harus mengerahkan seluruh penghulu yang tersedia.

"Khusus untuk tanggal 18, bulan delapan, tahun 2018 itu, semua penghulu yang ada harus turun ke lapangan. Kami harus menjalankan tugas itu dengan sebaik-baiknya, harus pintar membagi waktu," ujar Makhzaini.



Persiapan pesta

Menikah di waktu yang dianggap sebagai "tanggal cantik" itu ternyata bukan perkara mudah. Persiapannya harus dilakukan sejak jauh-jauh hari sebelumnya, sehingga matang dan dapat berjalan dengan lancar.

Terlebih untuk menyelenggarakan sebuah resepsi pernikahan, tentu saja setiap pasangan harus memiliki perencanaan yang rinci dan tentunya harus gerak cepat agar perhelatannya sesuai dengan keinginan masing-masing, mulai dari lokasi acara, makanan dan minuman yang akan disajikan, dekorasi, konsep dan masih banyak lagi.

Pada hari yang unik tersebut, bukan hanya para penghulu saja yang akan sibuk, sejumlah gedung atau hotel yang ada di Jakarta juga akan disibukkan dengan berbagai acara resepsi pernikahan.

Salah satu gedung yang akan sibuk itu, yakni gedung pernikahan Klub Eksekutif Persada yang berlokasi tidak jauh dari Bandara Halim Perdanakusuma di Jakarta Timur.

Pihak pengelola Klub Eksekutif Persada bagian reservasi, Nano Darsono mengatakan untuk resepsi pernikahan pada 18 Agustus 2018, gedung tersebut sudah berada dalam status dipesan oleh calon-calon pengantin.

Para calon pengantin itu sudah memesan gedung itu sejak jauh-jauh hari, sekitar setahun yang lalu, sehingga sekarang sudah penuh dan tidak bisa dipesan lagi untuk pesta tanggal 18 Agustus 2018.

Ada dua pasangan calon pengantin yang telah memesan gedung tersebut. Satu pasangan untuk resepsi pernikahan pada siang hari, yaitu pukul 11.00 hingga 13.00 WIB dan satu pasangan lagi untuk pesta malam hari pada pukul 19.00 hingga 21.00 WIB.

"Kami hanya memiliki satu ruangan utama untuk acara pernikahan, dan ruangan itu sudah dipesan, baik untuk siang maupun malam hari. Calon-calon pengantin itu juga sudah membayar uang muka lebih dulu, sehingga kami tidak bisa menawarkan gedung ini kepada calon pengantin lainnya," tutur Nano.

Selain gedung, sejumlah jasa catering juga mengaku kebanjiran pesanan untuk pesta pernikahan pada tanggal tersebut.

"Untuk tanggal segitu, kami ada di beberapa kegiatan. Mungkin karena faktor tanggal cantik yang mempengaruhi, jadi banyak orang yang mau nikah hari itu," kata salah satu staf bagian marketing Maharani Catering yang bernama Firman.



Harapan pengantin

Setiap pasangan pengantin pasti memiliki alasan tersendiri mengenai waktu pelaksanaan acara pernikahan, terlebih jika waktu yang dipilih merupakan tanggal dengan perpaduan angka yang unik.

Salah satu pasangan, yaitu Dwi Bowo Raharjo dan Siti Nur Asyari mengaku sengaja memilih tanggal tersebut untuk mengikat janji suci pernikahan karena bertepatan dengan pembukaan Asian Games 2018.

Lebih lanjut, dia juga menceritakan pemilihan tanggal tersebut juga dilakukan berdasarkan permintaan neneknya yang menghendaki agar pernikahan itu dilaksanakan pada tanggal genap.

"Saat menyusun rencana pernikahan, nenek berpesan supaya dilangsungkan di tanggal genap. Kami langsung tertarik dengan 18 Agustus 2018, apalagi bertepatan dengan Asian Games. Rasanya seperti dirayakan orang-orang se-Asia, pasti asyik," kata Bowo sambil tertawa.

Sementara itu, mengenai persiapan pernikahan, dia mengungkapkan semuanya sudah dipersiapkan bersama dengan pasangan sejak satu tahun yang lalu, termasuk pemilihan lokasi acara dan kelengkapan lainnya.

Pasangan pengantin lainnya yakni Siska Anggraini dan Adji Ramdhani juga mengaku sudah lama mengincar tanggal tersebut karena kombinasi angkanya yang dianggap cantik dan dipercaya membawa keberuntungan.

Akan tetapi, setelah mengetahui bahwa tanggal tersebut bertepatan dengan upacara pembukaan Asian Games 2018, muncul kekhawatiran mengenai kondisi lalu lintas yang akan terjadi pada hari itu.

"Semua persiapan sudah oke, tapi kami agak khawatir dengan lalu lintasnya, apalagi akan diberlakukan aturan ganjil-genap. Kami berdoa terus supaya kondisi arus lalu lintas lancar di hari pernikahan kami," pungkas Siska.

Terlepas dari persepsi mengenai tanggal cantik untuk menikah, baik pasangan Dwi dan Siti maupun Siska dan Adji sama-sama mengharapkan kelancaran acara, mulai dari prosesi akad nikah hingga resepsi. Keduanya juga berharap akan kehidupan rumah tangga yang langgeng dan penuh berkah.

Kalau sudah begitu, rasanya waktu pelaksanaan pernikahan bukan menjadi suatu masalah besar, apalagi faktor penentu kelangsungan rumah tangga sebuah pasangan.

Asalkan sudah cukup umur, ada niat yang tulus diiringi dengan ikhtiar yang serius, maka pernikahan bisa dilakukan kapan saja. Selamat menikah.*
 

Baca juga: Yohana: Anak perempuan miskin lebih berisiko nikah dini

Baca juga: Menteri PPPA dorong penaikan batas usia kawin


 

Pewarta: Rr. Cornea Khairany
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018