Jakarta (ANTARA News) - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menerjunkan tim penyelam di lokasi bocornya pipa minyak milik PT Pertamina di perairan Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat.

Menurut Siti Nurbaya, tujuan penerjunan tim penyelam adalah untuk menyelidiki secara langsung bocornya pipa milik Pertamina yang mengakibatkan tumpahan minyak di perairan Balikpapan dan mencemarkan lingkungan.

Tim penyelam ini ditugaskan setelah sehari sebelumnya Siti Nurbaya mengirim tiga direktur jenderal (dirjen) ke lokasi kejadian di perairan Balikpapan. Ketiga dirjen yang telah ada di lapangan sejak sehari sebelumnya, yakni Direktur Jenderal Penegakan Hukum, Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan serta Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem.

"Tim penyelam melakukan penyelaman di jangkar kapal MV Ever Judge 2 untuk melakukan analisis adanya jejak minyak pada jangkar jika jangkar kapal diduga menjadi penyebab putusnya pipa Pertamina di bawah laut itu," kata Siti Nurbaya.

Siti Nurbaya mendapat laporan langsung dari Balikpapan dan terus melakukan koordinasi.

Pada Jumat, tim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bertemu Wakil Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Kaltim di atas kapal Polda Kaltim di sekitar lokasi kejadian. Tujuannya, untuk ikut penyelaman di titik lokasi pipa bawah laut.

"Pak Dirjen Gakkum KLHK Dr Rasio Ridho Sani menyusul ke atas kapal. Kemudian diterangkan oleh salah satu instruktur selam bahwa jarak pandang mulai kedalaman lima meter adalah 0 m tanpa senter underwater dan 30 cm dengan senter underwater yang kami miliki pada cuaca terang," katanya.

Sedangkan saat itu hujan dan langit gelap, tim penyelam tidak mau menjamin keselamatan penyelam Polda Kaltim. Tim penyelam KLHK turun menggunakan tali referensi dengan diikatkan melalui carabiner supaya tetap bersama.

Hujan

Menurut Siti Nurbaya, walau dalam cuaca hujan dan langit gelap (mendung), tiga orang penyelam, yaitu Yusi, Stephen dan Mahert melakukan pemeriksaan jangkar di bawah air.

Dengan menggunakan senter underwater hingga kedalaman 10 meter, namun dihentikan karena terjadi perubahan arus yang mengakibatkan posisi kapal bergeser arah dan rantai jangkar bergesekan dengan badan kapal mengikuti perubahan posisi kapal.

Sementara tali referensi diikatkan pada rantai jangkar yang membahayakan penyelam. Penyelam bergantung keselamatnnya dengan bantuan tali tersebut sehingga diputuskan untuk naik ke atas permukaan.

Sampai kedalaman 10 meter dari dugaan kedalaman 30 meter belum menemukan tanda-tanda yang dapat dianalisis bahwa jangkar tersebut penyebab putusnya pipa Pertamina.

"Akhirnya diputuskan, penyelaman dihentikan karena cuaca hari ini tidak mendukung dan data untuk penyelesaian sengketa di luar pengadilan sementara sudah cukup," kata Siti Nurbaya.

Siti Nurbaya juga menjelaskan, telah ditandatangani berita acara verifikasi dan pengambilan sampel yang melibatkan pihak Pertamina Refeneri Unit V (RU V) dan ditandatangani pihak Pertamina RU V juga.

Selama kegiatan di lapangan, telah dikumpulkan sampel material yang diduga minyak di permukaan air, sampel air dan sampel sedimen di dasar pada pipa Pertamina yg ditemukan. Sampel air dan sedimen di kawasan mangrove dan juga pengamatan mangrove.

"Selain itu digunakan drone untuk melakukan mapping real daerah terpapar minyak," katanya.

Menurut rencana, dalam waktu dekat Dit PSLH akan menurunkan tim valuasi ekonomi setelah data ekologi dan paparan akibat minyak telah tersusun sempurna untuk diperlajari oleh tim valuasi ekonomi.

Baca juga: Kementerian LHK dan polisi usut pipa minyak bocor di Balikpapan

Pewarta: Sri Muryono
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018