Ayah sejak Minggu lalu masih menyiapkan bahan kuliah menulis feature untuk mahasiswanya di Uhamka pagi ini
Jakarta (ANTARA News) - Pensiunan wartawan Harian Indonesia Raya Maskun Iskandar, yang juga pengajar senior Lembaga Pers Dr Soetomo (LPDS) dan mantan editor majalah Femina, meninggal dunia pada usia 73 tahun sekira pukul 03.30 WIB, Rabu.

"Ayah sejak Minggu lalu masih menyiapkan bahan kuliah menulis feature untuk mahasiswanya di Uhamka pagi ini," kata Rika, putri Maskun Iskandar, mengenai sosok sang bapak yang menjadi dosen ilmu komunikasi di Universitas Muhammadiyah Prof HAMKA (Uhamka), Jakarta.

Dalam dunia pendidikan, Maskun Iskandar dikenal sebagai pakar penulisan karangan khas dan Bahasa Indonesia langgam jurnalisme. Ia pernah meliput warga yang menjadi korban terkait isu Partai Komunis Indonesia (PKI) di Jawa Tengah untuk Harian Indonesia Raya setelah peristiwa Gerakan 30 September 1965 (Gestapu).

Tokoh pers Atmakusumah Astraatmadja, yang pernah menjadi mentor dan editor di Harian Indonesia Raya, menganggap Maskun Iskandar sebagai sosok wartawan pekerja keras dan penuh dedikasi.

Mantan Ketua Dewan Pers dan mantan direktur eksekutif LPDS itu mengatakan Maskun meninggal dunia pada hari ulang tahun Mochtar Lubis, pemimpin Harian Indonesia Raya yang lahir 7 Maret 1922 dan meninggal dunia 2 Juli 2004.

Selain itu, Maskun dikenal punya wawasan luas mengenai kesejarahan dan kebudayaan jurnalisme dan Bahasa Indonesia. Ia juga tercatat sebagai Wartawan Utama di Dewan Pers pada 2010.

Maskun Iskandar meninggalkan seorang istri serta tiga anak lelaki dan seorang anak perempuan. Rumah duka beralamat di Jalan Masjid Al Ijtihad, RT/RW 005/06, Kelapa Dua Pos Pengumben, Jakarta Barat.

Pewarta: Priyambodo RH
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018