Jakarta (ANTARA News) - Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI) mencanangkan target yang cukup tinggi yaitu menghentikan puasa medali di ajang Asian Games 2018 yang sudah berlangsung selama 26 tahun lamanya.

Target tinggi tersebut merupakan salah satu topik bahasan pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PB PRSI yang berlangsung di Jakarta, Jumat (23/2) hingga Sabtu dini hari.

"Tahun ini kita punya tugas besar tapi menyenangkan yaitu memecahkan telur medali pada Asian Games 2018. Apalagi ini momen yang tepat yaitu menuju kebangkitan olahraga Indonesia," kata Ketua Umum PB PRSI Anindya Bakrie dalam keterangannya kepada media.

Dalam rakernas yang diikuti oleh 32 pengurus provinsi (pengprov) PRSI ini, pria yang akrab dipanggil Anin itu meminta masukan dan ide-ide segar demi meraih target yang dicanangkan.

Baca juga: Perenang andalan Indonesia unjuk gigi di "test event" Asian Games

Tidak hanya bagaimana mendongkrak prestasi pada Asian Games 2018, Anin juga meminta kepada pengprov PRSI tapi juga meminta ide segar bagaimana mendapatkan formula yang tepat dalam pembinaan atlet guna melahirkan atlet potensial.

"Bagaimana kita bisa membuat sistem yang kuat karena ilmu saat ini terus berkembang," kata pria yang juga seorang pengusaha nasional itu.

Asian Games 2018 Jakarta-Palembang merupakan hajatan besar bangsa Indonesia tahun ini. Dengan demikian, segala upaya untuk meraih prestasi terbaik dicanangkan oleh Induk organisasi cabang olahraga Indonesia termasuk PB PRSI.

Baca juga: 11 perenang gabung pelatnas mulai Januari 2018

Mengingat pelaksanaannya kurang dari enam bulan, pemusatan latihan nasional (pelatnas) mulai digelar. Untuk PB PRSI sendiri tidak hanya renang yang ditangani melainkan polo air, loncat indah hingga renang indah.

Khusus untuk renang, pemusatan latihan dilakukan dibeberapa tempat mulai di kolam renang Gelora Bung Karno, Jakarta, Bali dan ada beberapa atlet yang menjalani pemusatan latihan di luar negeri seperti Australia.

Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018