Yogyakarta (ANTARA News) - Sebanyak 200 pedagang kaki lima (PKL) kuliner di Kota Yogyakarta akan menjadi sararan pelatihan dan sertifikasi pada 2018 menyusul pemberian sertifikasi yang sudah dilakukan tahun lalu.

"Sebelum disertifikasi, para pedagang kaki lima kuliner harus menjalani pelatihan tentang higienitas dan sanitasi terlebih dulu. Syaratnya, mereka harus sudah mengantongi izin," kata Kepala Seksi Regulasi dan Sertifikasi Bidang Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Waryono di Yogyakarta, Sabtu.

Menurut dia, ada sekitar 800 PKL di Kota Yogyakarta yang sudah mengantongi izin dan proses sertifikasi pada tahun lalu sudah dilakukan terhadap 50 PKL yang berada di Alun-Alun Utara Kota Yogyakarta sebagai proyek rintisan.

Selain memperoleh sertifikat, PKL yang sudah lulus pelatihan tentang higienitas, sanitasi dan pengolahan makanan yang sehat dan aman tersebut akan memperoleh stiker.

Stiker dapat ditempel di gerobak atau kios sehingga konsumen dapat melihat dan memastikan bahwa makanan yang dijual adalah makanan yang sehat dan memenuhi syarat keamanan pangan.

"Masyarakat tentu berkeinginan membeli makanan yang sehat dan aman. Dengan melihat stiker yang ditempel, mereka akan tahu bahwa makanan yang dijual memenuhi syarat kesehatan," katanya.

Sertifikasi makanan sehat dan higienis akan berlaku dua tahun, namun petugas Dinas Kesehatan akan melakukan pengecekan dan evaluasi secara rutin tiap enam bulan sekali guna memastikan bahwa pedagang tetap memperhatikan kesehatan dan keamanan pangan.

"Bisa saja sertifikat dan stiker dicabut jika pedagang tidak memenuhi syarat yang ditetapkan," katanya.

Selain memberikan sertifikasi dan stiker kepada PKL kuliner, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta juga akan meneruskan program sertifikasi laik sehat untuk warung makan atau rumah makan.




Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018