Jakarta (ANTARA News) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengimbau masyarakat terus waspada dampak cuaca ekstem dan tetap tenang seiring kabar mengenai terjadinya siklon susulan di kawasan barat Aceh, setelah terjadinya Siklon Cempaka dan Dahlia di dekat Pulau Jawa.

"Siklon dekat Aceh ini berdasarkan pergerakannya akan terus menjauh dari Sumatera dan mengarah ke kawasan Sri Lanka... Masyarakat agar tenang," kata Kepala Pusdatin dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam jumpa pers di kantornya di Jakarta, Selasa.

Dia mengatakan siklon yang terjadi di dekat kawasan Indonesia sejatinya tidak pernah terjadi di kawasan daratan. Siklon Cempaka dan Siklon Dahlia yang terjadi sebelumnya memang berdampak bagi masyarakat di kawasan Pulau Jawa. Tetapi pusat siklon itu terjadi di kawasan laut.

Indonesia, kata dia, tidak akan dilalui siklon karena secara alami sejenis angin topan itu tidak akan terjadi di garis khatulistiwa. Kalaupun terjadi, itu karena dampak terkena ekor atau pinggir dari angin siklon.

Kendati ancaman siklon sudah meluruh di Indonesia, Sutopo terus mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap cuaca ekstrem dengan mengantisipasi dampaknya. Terlebih menjelang pergantian tahun curah hujan semakin tinggi dan berpotensi memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor.

Dia mengatakan BNPB dengan bermitra lintas sektor mengantisipasi dampak terjadinya bencana di berbagai daerah di Indonesia termasuk melakukan pendampingan untuk pemerintah daerah agar bencana dapat diantisipasi.

Di Indonesia, kata dia, sebagian besar wilayahnya akan mengalami musim penghujan curahnya akan memuncak pada Februari 2018. Artinya, hujan yang terjadi saat ini di banyak tempat di Indonesia akan semakin deras dan semakin memicu bencana hidrometeorologi.

Untuk itu, dia mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap banjir dan tanah longsor dengan mengetahui tanda-tanda alam, tidak berteduh di pohon dan bangunan tidak kokoh saat hujan berangin, menghindari kawasan rentan banjir dan langkah antisipasi lainnya.

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017