Timika (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Demak,Jawa Tengah mengutus tiga pejabat ke Timika, Papua, untuk menjemput 43 warganya yang mengungsi dari Kampung Banti, Distrik Tembagapura,Papua pada Jumat (17/11) lantaran diisolasi kelompok kriminal bersenjata/KKB.

Ketua Kerukunan Jawa Bersatu (KKJB) Mimika Pardjono, Senin, mengatakan puluhan warga Demak dan Rembang yang mengungsi dari Banti, Tembagapura akan segera dipulangkan ke daerah mereka masing-masing dengan difasilitasi oleh pemda setempat.

"Warga yang menjadi korban kasus Banti-Kimbeli Tembagapura yang berasal dari Demak sebanyak 43 orang dan lima orang berasal dari Rembang. Jadi, sebanyak 48 orang akan segera dipulangkan ke Jawa Tengah dalam beberapa hari mendatang," kata Pardjono.

Tiga pejabat Pemkab Demak yang datang ke Timika pada Senin pagi yaitu Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Eko Pringgo Laksito, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik H Agus Herawan, dan Kepala Baznas Demak Bambang Susetioyanto.

Parjono mengatakan pihaknya masih berkoordinasi dengan maskapai penerbangan Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air untuk memulangkan puluhan warga asal Demak dan Rembang tersebut.

Total warga asal Pulau Jawa yang menjadi pengungsi kasus Banti-Kimbeli, Tembagapura sebanyak 90 orang. Mereka tercatat sebagai pendulang emas tradisional di Kali Kabur dan sebagian yang lain berdagang dengan membuka kios bahan kebutuhan pokok di wilayah Banti, Kimbeli dan area longsoran dekat Kali Kabur.

Puluhan warga itu dievakuasi dari Tembagapura ke Timika pada Jumat (17/11) malam.

Setibanya di Timika, mereka dikumpulkan di Gedung Tongkonan untuk didata identitasnya masing-masing dan selanjutnya diserahkan ke Pemkab Mimika.

Kemudian Pemkab Mimika menyerahkan penanganan para pengungsi itu kepada kerukunan atau paguyuban masing-masing.

"Warga Jawa kami langsung bawa ke Sekretariat KKJB. Setelah didata kembali, kami titipkan mereka di Paguyuban Demak, Paguyuban Pati dan KKJB Cabang Timika Jaya SP2 sampai ada kepastian kepulangan mereka ke Jawa," jelas Pardjono.

Selama berada di pengungsian, katanya, Pemkab Mimika memberikan bantuan beras dan bahan kebutuhan pokok lainnya kepada KKJB untuk dapat mengurus para pengungsi tersebut.

"Mereka ingin segera kembali ke kampung masing-masing karena sudah rindu bertemu dengan keluarga. Apalagi sebagian masih merasa trauma dengan kejadian di Banti dan Kimbeli," tutur Pardjono.

Ia menambahkan, beberapa warga asal Jawa itu mengaku dirampas atau dijarah harta bendanya seperti uang tunai, emas hasil dulangan maupun telepon genggam.

"Kami belum datakan berapa banyak dan apa-apa saja barang milik mereka yang dirampas oleh KKB, namun menurut pengakuan warga memang ada banyak yang mengalami kejadian itu," kata Pardjono.

Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017