Kabul (ANTARA News) - Kelompok militan ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan di kedutaan besar Irak di Kabul pada Senin yang dimulai dengan seorang pelaku melakukan bom bunuh diri di depan pintu utama.

Setelah serangan tersebut sejumlah pria bersenjata memasuki gedung kedutaan dan bertempur melawan pasukan keamanan, lapor Reuters.

Kendati belum ada konfirmasi tentang keterkaitan dengan gerakan utama ISIS di Irak dan Suriah, serangan tersebut, hanya terjadi tiga pekan setelah perebutan kembali Mosul, menggarisbawahi ketakutan terhadap limpahan ke Aghanistan dari pertempuran di Suriah dan Irak.

Pasukan Afghanistan menghadapi tiga pria bersenjata selama beberapa jam sebelum Kementerian Dalam Negeri mengumumkan pada siang bahwa serangan di Kedutaan Irak itu yang terletak di sebuah distrik bisnis yang sibuk di ibu kota, telah dilumpuhkan.

"Serangan itu selesai," kata Sayed Basir, seorang anggota unit pasukan khusus yang berurusan dengan insiden tersebut. Ia mengatakan pasukan keamanan membunuh empat penyerang sementara dua anggota unitnya menderita luka-luka ringan.

Gedung kedutaan itu, sebagian berwarna hitam akibat asap dan kobaran api setelah terjadi pertempuran, rusak tetapi dampak dari serangan itu relatif terbatas, dibandingkan dengan serangan-serangan lain di Kabul yang terjadi baru-baru ini.

Najib Danish, juru bicara Kementerian Dalam Negeri, mengatakan dua pekerja kedutaan yang merupakan warga negara Afghanistan terbunuh tetapi tak ada personel Irak yang terluka.

Pernyataan terpisah dari Kementerian Luar Negeri Irak menyebutkan seorang diplomat Irak telah diselamatkan, sementara sebuah rumah sakit yang dekat kedutaan dan dioperasikan kelompok bantuan Italia menyebutkan dua orang yang terluka telah dibawa untuk memperoleh perawatan.

(Uu.M016)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017