Bogor (ANTARA News) - Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat memiliki strategi khusus untuk memperkenalkan bus pariwisata kepada masyarakat luas dengan memilih jadwal peresmian pada malam pergantian tahun.

"Agar sosialisasi lebih maksimal, kita luncurkan bus pariwisata pada malam tahun baru," kata Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto, saat ditemui di rumah dinas, Kamis.

Ia menyebutkan, peluncuran Bus Pariwisata Bogor dipusatkan di Tugu Kujang yang menjadi salah satu titik berkumpulnya masyarakat untuk merayakan tahun baru.

Selain itu, lokasi tersebut kini sudah dilengkapi dengan ikon baru Tepas Salapan Lawang Dasakerta.

"Tahun 2017 bus pariwisata mulai beroperasi," katanya.

Menurut Bima, bus pariwisata Bogor memiliki bentuk yang dibuat khusus sesuai dengan ciri khas Kota Bogor, sehingga tampak berbeda dari bus wisata yang ada di Kota Bandung yakni Bandros.

Ia mengatakan, bus pariwisata dibuat tidak bertingkat, karena mempertimbangkan cuaca di Kota Bogor yang sering hujan, dan petir serta banyak pohon sehingga bentuknya dibuat unik untuk angkutan wisata.

"Untuk rute dan siapa yang akan mengelola bus masih dalam pembahasan. Rencananya bus wisata akan melewati beberapa objek wisata yang ada di Kota Bogor," ungkap dia.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kota Bogor Ade Sarip Hidayat usai memimpin rapat persiapan peluncuran bus pariwisata mengatakan, diproduksi di Bandung, akan tiba di Kota Bogor pada 31 Desember 2016 malam.

"Pada malam tahun baru bus pariwisata tiba di Bogor dan kita buat semacam penyambutan, sekaligus peluncuran," katanya.

Ade menyebutkan, bus pariwisata bogor berkapasitas 25 orang penumpang, tersedia kursi dan dinding terbuka agar penumpang dapat menikmati perjalanan sambil duduk santai.

Bus tersebut merupakan program CSR dari Bank Jawa Banten (BJB).

"Bus berwarna biru, bagian kiri dan kanannya terbuka jadi seperti teras," katanya.

Menurut Ade, tahun 2017 menjadi spesial karena akan ada bus pariwisata. Tahap awal bus akan beroperasi mengeliling sistem satu arah.

Kedepan, lanjut dia, akan dibahas rute, sekaligus dinas yang akan mengelolanya.

"Untuk sementara kita tunjuk DLLAJ dan Disbudparekraf untuk mengelolanya," kata Ade.

Ia menjelaskan, masih banyak hal yang perlu dipersiapkan sebelum bus pariwisata resmi dioperasikan, pertama nama bus yang masih disayembarakan, rute, dan tarif apakah berbayar atau gratis, serta nomor polisi kendaraan, dan pengelolanya.

"Kehadiran bus pariwisata mewarnai sektor wisata di Kota Bogor, mendorong swasta untuk mendukung dan mengembangkan pariwisata dengan melakukan upaya yang sama menyediakan bus pariwisata melalui program CSR," katanya.

Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016