Jakarta (ANTARA News) - Dalam sektor bisnis perdagangan daring (e-commerce), informasi yang ditransmisikan satu situs yang tidak memiliki dan melengkapi sertifikat Secure Sockets Layer (SSL) akan dengan mudah terbaca, seperti data transaksi pembayaran, sehingga tidak aman untuk konsumen.

SSL adalah standar internet untuk mengamankan koneksi antara server satu situs perdagangan daring dengan browser client seperti Mozilla, Chrome dan Safari.

"SSL tersebut membantu menyembunyikan informasi dari pihak ketiga yang mungkin mencoba untuk mencuri informasi pribadi yang sedang ditransmisikan di dunia maya dengan cara mengacak data tersebut," kata Founder dan CEO PT Dewaweb Edy Budiman di Jakarta, Senin.

SSL bekerja seperti amplop keamanan dengan lapisan ekstra untuk memastikan privasi data rahasia dan sensitif dari pengguna situs atau konsumen terjaga.

Sertifikat SSL secara umum terbagi dalam tiga jenis, mulai dari standar keamanan terendah hingga tertinggi, yakni Domain Validation (DV), Organization Validation (OV) dan Extended Validation (EV).

Bagaimana cara mengetahui sebuah situs atau situs jual beli online menggunakan SSL dengan tingkat keamanan tertentu, adalah dengan masuk pada situs itu, kemudian mengklik jejak pada bagian kiri situs tersebut atau yang biasanya bergambar gembok.

Selain itu, konsumen juga bisa mengeceknya melalui ssllabs.com dan klik "Test Your Server" untuk mengetahui tingkat keamanan situs jual beli online yang biasa anda gunakan, apakah DV, OV atau OV.

Pengecekan ini akan menunjukkan kelas keamanan situs mulai dari kelas yang relatif paling aman yakni grade A.

"Hal tersebut akan membantu konsumen aware terhadap transaksi yang mereka lakukan secara online sehingga data-data pribadi yang mereka masukkan pada transaksi online tersebut dapat terjaga privasinya," ujarnya.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015