Beijing (ANTARA) - Revolusi teknologi yang dipimpin oleh kecerdasan buatan (AI) membawa peluang besar bagi pendidikan, kata Menteri Pendidikan China Huai Jinpeng.

Huai menyatakan hal itu saat menanggapi pertanyaan dari Xinhua tentang DeepSeek dan robot humanoid dalam sesi wawancara di sela-sela sesi legislatif nasional tahunan, yang dimulai pada Rabu di Beijing.

Setiap revolusi teknologi dan transformasi industri besar menghadirkan tuntutan yang signifikan terhadap masyarakat, terutama dalam bidang pendidikan, sekaligus mendatangkan peluang besar bagi reformasi dan pembangunan, tutur Huai.

Dalam menghadapi perubahan itu, Huai menambahkan, China akan memajukan reformasi yang komprehensif dalam bidang pendidikan tinggi.

Contohnya, negara itu akan memperkuat pengembangan mata kuliah inti, fakultas utama, dan buku ajar esensial dalam matematika dan ilmu komputer, dua disiplin ilmu dasar yang selaras dengan strategi nasional.

Menurut menteri tersebut, Negeri Tirai Bambu itu juga akan membina lebih banyak talenta dalam bidang-bidang emerging dan interdisipliner serta mengejar integrasi yang lebih dalam antara industri, ilmu pengetahuan, dan pendidikan.

China memiliki sekitar 4 juta mahasiswa pascasarjana dan 39 juta mahasiswa strata satu di berbagai universitas dan perguruan tinggi.

Dalam hal pendidikan dasar, Huai mengungkapkan bahwa China akan merilis buku putih tentang pendidikan AI pada 2025, sebagai bagian dari upaya untuk membekali para siswa dengan literasi dan keterampilan yang ditingkatkan di era digital dan AI.

Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2025