Kebutuhan katalis di Tanah Air cukup tinggi, di atas 1.000 ton,

Karawang (ANTARA) - PT Katalis Sinergi Indonesia (KSI), sebuah perusahaan perpanjangan tangan komitmen dua BUMN terbesar dan satu lembaga riset terkemuka di Indonesia baru bisa memenuhi sekitar 40 persen kebutuhan katalis di Tanah Air.

"Kebutuhan katalis di Tanah Air cukup tinggi, di atas 1.000 ton," kata Direktur Produksi dan Riset PT Katalis Sinergi Indonesia, Elvianto Riendra, usai peluncuran dua produksi baru katalis di Karawang, Rabu.

Katalis merupakan zat yang bisa mempercepat dan mengarahkan reaksi kimia saat mengkonversi suatu bahan baku menjadi bahan lain yang diinginkan.

Dalam pembuatan bahan bakar nabati misalnya, katalis berfungsi untuk mempercepat reaksi dalam proses perubahan minyak sawit atau minyak buah jarak menjadi bahan bakar nabati (BBN). Baik itu bensin, biosolar bahkan bahan bakar pesawat terbang atau avtur.

Bahan bakar nabati ini ke depan diproyeksikan untuk banyak digunakan. Sebab, minyak bumi bersumber fosil akan makin habis karena tidak dapat diperbaharui. Dengan katalis, Indonesia sangat diharapkan

Elvianto menyebutkan bahwa kapasitas PT Katalis Sinergi Indonesia baru mencapai 800 ton per tahun.

Saat berdiri dua tahun lalu, ada tujuh jenis katalis yang diproduksi, namun saat ini PT KSI sudah bisa membuat 13 jenis produk katalis, yakni sembilan jenis katalis hydrotreating dan empat jenis katalis oleochemical.

Kemudian hari ini, ada dua produk baru yang diproduksi, yakni katalis SGB VII untuk mendukung industri biofuel atau bahan bakar organik serta katalis ME-Kat 200 yang berfungsi untuk memproses metil ester atau minyak nabati menjadi fatty alcohol atau alkohol lemak.

Ia menyampaikan, jika dikaitkan dengan kebutuhan katalis dalam negeri yang diperkirakan di atas 1.000 ton, maka untuk sementara ini produksi katalis yang dihasilkan PT KSI masih kurang.

"Tapi seiring berjalan, secara bertahap akan kita naikkan kapasitas produksinya, agar bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri. Karena produk yang dihasilkan PT KSI saat ini diutamakan untuk kebutuhan dalam negeri," katanya.

Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi, Todotua Pasaribu saat kunjungan kerja ke PT KSI berharap dengan hadirnya pabrik katalis dalam negeri diharapkan Indonesia bisa mencapai kemandirian dan tidak lagi tergantung kepada impor.

Ia menyampaikan produksi katalis dalam negeri sejalan dengan misi pemerintah untuk migrasi menuju energi terbarukan dan ramah lingkungan, serta mendukung hilirisasi industri dalam negeri dan hal tersebut menjadi bagian dari Asta Cita Presiden.

Menurut dia, langkah tersebut merupakan wujud nyata dukungan terhadap program hilirisasi industri dan transisi energi yang dicanangkan pemerintah.

PT Katalis Sinergi Indonesia yang berdiri di atas lahan seluas dua hektare di Kawasan Industri Kujang Cikampek mulai beroperasi dua tahun lalu.

Pabrik ini adalah hasil dari sebuah konsorsium, yang di dalamnya terdapat PT Pertamina Lubricants (38 persen), PT Pupuk Indonesia melalui Pupuk Kujang (37 persen) dan PT Rekacipta Inovasi ITB (25 persen). (KR-MAK)

Pewarta: M.Ali Khumaini
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025