Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah aktivis Relawan Pejuang Demokrasi (REPDEM), organisasi sayap PDI Perjuangan, pada Senin mencopot dua buah spanduk di Jakarta yang dianggap provokatif dan mencoba memecah belah simpatisan partai tersebut dengan mencantumkan nama Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.

"Spanduk yang dicopot bertuliskan 'Harga Mati Megawati Presiden', diturunkan baru di dua lokasi, di jembatan penyeberangan dekat Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan di perempatan Pancoran," kata Ketua Umum REPDEM, Masinton Pasaribu, lewat pesan singkatnya.

Menurut Masinton, spanduk-spanduk tersebut dapat dipastikan bukan dipasang oleh kader PDIP, mengingat seluruh kader akan taat dan setia pada keputusan partai dan Ketum yang tegas menginstruksikan pemenangan Calon Presiden Joko Widodo, sebagaimana dimandatkan oleh Megawati.

Ia bahkan memperkirakan bahwa spanduk-spanduk tersebut dipasang oleh lawan-lawan politik PDIP yang tidak menghendaki kemenangan Jokowi dalam Pemilu Presiden 9 Juni 2014 mendatang.

Masinton menilai cara-cara yang berupaya memecah belah semacam itu mirip dengan yang dilakukan di masa kekuasaan rezim Orde Baru.

"Pada masa orde baru politik pecah belah kerap dilakukan sebagai upaya melanggengkan kesinambungan rezim Orde Baru yang anti demokrasi. Dan sekarang cara-cara lama ala Orde Baru coba dilakukan untuk memecah belah kesolidan PDIP, tidak akan berhasil," tegasnya.

Masinton menyatakan pihaknya menyerukan agar kelompok-kelompok yang tidak menghendaki kemenangan Jokowi dalam Pilpres agar mengedepankan politik edukatif, beretika, tidak intimidatif dan tidak provokatif.

"Cara-cara lama politik pecah belah ala orde baru harus diakhiri. Politik harus mengedepankan ide, gagasan dan komitmen, bukan dengan menebar ketakutan, amarah apalagi kebencian," pungkasnya.

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014