Surabaya (ANTARA News) - Pemerintah Kota Surabaya akan memperbanyak Satuan Polisi Pamong Praja perempuan dan menempatkannya di garda terdepan dalam menangani dan menghadapi persoalan di tengah masyarakat dengan harapan bisa lebih persuasif.

"Ke depan, bukan lagi Satpol PP laki-laki yang menghadapi setiap permasalahan yang terjadi. Kami ingin tidak ada emosi pada kedua belah pihak, sehingga harapannya ada di Satpol PP perempuan," ujar Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana di sela upacara peringatan HUT ke-64 Satpol PP di Makodam V/Brawijaya, Surabaya, Senin.

Menurut dia, Satpol PP perempuan dipastikan lebih santun dan tidak mengedepankan emosi saat menghadapi permasalahan di lapangan. Ia berharap tidak ada lagi bentrokan antara petugas dan warga, seperti pedagang kaki lima, penghuni bangunan liar, dan sebagainya.

"Jadi, bukan laki-laki yang membawa pentungan kemudian bentrok dengan warga sendiri. Kami tidak ingin di Surabaya ada seperti itu dan semua harus dihadapi dengan kepala dingin," kata dia.

Saat ini, Satpol PP di Surabaya berjumlah 300 personel dan setiap tahun akan mengalami penambahan. Khusus Satpol PP perempuan, tahun ini mencapai 45 personel. Pada 2011 jumlahnya hanya 25 personel dan bertambah 5 personel pada 2013.

Whisnu Sakti Buana menjelaskan, jumlah tersebut dipastikan akan bertambah sesuai kebutuhan, dan pihaknya memberi kuota lebih untuk Satpol PP perempuan.

"Kalau Satpol PP perempuan maka lebih humanis dan warga akan lebih segan. Ini salah satu cara Pemkot Surabaya membalikan citra Satpol PP yang selama ini dianggap kurang baik di mata masyarakat," kata mantan Wakil Ketua DPRD Surabaya tersebut.

Sementara itu, Kepala Satpol PP Kota Surabaya Irvan Widyanto mengatakan saat ini citra Satpol PP perlahan semakin baik. Selain menegakkan peraturan daerah, personel juga lebih diaktifkan terjun langsung ke masyarakat.

"Kami siaga 24 jam dan siap membantu warga menghadapi apapun masalahnya. Semisal penanganan bencana, personel tidak akan segan membantu karena sudah kewajiban. Kami mengedepankan persuasif dan humanis," katanya.

Pihaknya juga mengimbau kepada warga Surabaya yang melihat ada oknum memungut iuran liar ke pedagang kaki lima atau ke siapa saja, agar dilaporkan disertai bukti. Di samping itu, bagi oknum nakal dan terbukti maka sanksinya pasti dipecat.

"Tapi sekarang kami jamin tidak ada Satpol PP Surabaya yang berani atau menarik pungutan liar. Sudah kami imbau ke personel jika ada oknum nakal maka tidak ada keringanan sanksi selain diberhentikan dengan tidak hormat," kata mantan Camat Rungkut tersebut.

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014