Eramet mencoba kolaborasi dengan Badan Geologi untuk melakukan eksplorasi. Eramet punya teknologi maju untuk mencari (litium)
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama Eramet Indonesia melakukan kerja sama eksplorasi atau pencarian sumber daya mineral kritis, salah satunya potensi litium, untuk memperkuat ekosistem kendaraan listrik, khususnya pengembangan baterai untuk kendaraan listrik.

“Eramet mencoba kolaborasi dengan Badan Geologi untuk melakukan eksplorasi. Eramet punya teknologi maju untuk mencari (litium), jadi kolaborasi untuk eksplorasi itu,” ujar Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid ketika ditemui di Jakarta, Selasa.

Wafid menjelaskan bahwa litium merupakan mineral yang penting bagi Indonesia, sebab Indonesia ingin menjadi pemain penting dalam industri baterai listrik di dunia.

Saat ini, kata dia, Indonesia sudah memiliki nikel dan kobalt yang menjadi bahan baku utama untuk baterai kendaraan listrik.

“Litium tidak ada. Mudah-mudahan (kemitraan ini) jadi pendukung rencana ke depan Indonesia menjadi pemain di industri baterai listrik,” kata Wafid.

Dalam kemitraan tersebut, Eramet berperan sebagai penyedia teknologi untuk mencari litium, dan Indonesia memiliki wilayah dengan potensi litium. Adapun salah satu wilayah yang akan dieksplorasi adalah Bledug Kuwu, Jawa Tengah.

Wafid mengatakan bahwa kerja sama antara Indonesia dengan Eramet akan diimplementasikan pada Agustus 2024.

“InsyaAllah (implementasi) Agustus, apalagi sudah ada penelitian awal. Tinggal sinkronisasi metodenya apa, alatnya apa,” ucap dia.

Setelah menemukan litium melalui proses eksplorasi, langkah selanjutnya adalah eksploitasi. Hasil dari eksploitasi tersebut nantinya akan digunakan di dalam negeri untuk pengembangan industri baterai listrik, serta tidak untuk diekspor.

“Kita (gunakan) sendiri, memenuhi kebutuhan kita sendiri jadi produsen EV,” kata Wafid.

Kemitraan antara Pusat Sumber Daya Mineral dan Panas Bumi (PSDMBP) Badan Geologi dan Eramet Indonesia ini merupakan tindak lanjut dari Nota Kesepahaman (MoU) yang dilakukan Pemerintah Prancis dan Indonesia di bidang Energi dan Sumber Daya Mineral pada tahun 2011.

Berbagai aspek mulai dari studi teknis, eksplorasi hingga pengembangan kapasitas sumber daya manusia menjadi bagian dalam kerja sama yang akan berlangsung selama lima tahun tersebut.

Ke depannya, kedua belah pihak akan bekerja sama untuk berperan aktif dalam pertumbuhan kendaraan listrik berkelanjutan Indonesia. Eramet Indonesia berkomitmen akan menjadi mitra utama dalam memposisikan Indonesia sebagai pusat kendaraan listrik global dengan fokus pada pemrosesan sumber daya mineral yang bertanggung jawab.

Baca juga: BRIN teliti metode baru daur ulang baterai litium ramah lingkungan
Baca juga: Badan Geologi temukan potensi litium dan boron dukung transisi energi
Baca juga: Menko Luhut ungkap sumber litium jumbo ditemukan di Indonesia

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024