ANTARA melaporkan, puluhan satwa, baik asli Indonesia maupun asal negara lain yang menjadi koleksi TSI, ditampilkan dalam parade satwa bersama para "keeper" (perawat satwa).
Parade satwa yang disaksikan ribuan pengunjung itu diisi dengan pertunjukan drum band serta iringan rombongan sirkus, satwa gajah, kuda, unta, dan satwa air seperti anjing laut dan lumba-lumba.
Satwa burung, seperti burung hantu, elang, dan jenis kakatua, serta satwa jenis "cheetah" (citah) dan harimau Sumatera juga meramaikan jalannya parade.
Kepala Humas TSI Cisarua Yulius H Suprihardo yang ditemui di sela acara parade satwa itu mengatakan, pihaknya memberikan potongan harga (diskon) bagi para pengunjung dalam rangka HUT ke-25 TSI ini.
"Diskon sebesar 25 persen diberikan kepada masyarakat yang berkunjung pada 22 Desember 2011 saat puncak HUT TSI," katanya.
Diskon sebesar 25 persen itu merujuk pada HUT ke-25 TSI yang tidak hanya dikenal sebagai salah satu objek wisata nasional tetapi juga sebagai lembaga konservasi "eks-situ" (di luar habitat) satwa liar itu, katanya.
Diskon tersebut, katanya, tidak hanya diberikan untuk tiket masuk tetapi juga untuk sejumlah fasilitas lain seperti gerai-gerai yang menjual cindera mata dan restoran di lingkup TSI Cisarua.
Pihaknya berharap, dengan berbagai pemberian fasilitas mulai diskon sampai pergelaran berbagai acara lainnya, masyarakat luas bisa memanfaatkannya.
"Ini dilakukan TSI Cisarua untuk menyambut libur Natal dan Tahun Baru," katanya.
Pada 16 November 2011, TSI Cisarua menerima penghargaan satya lencana pembangunan atas perannya di bidang pembangunan lingkungan hidup dari Presiden RI.
Wakil Presiden Boediono menyematkan langsung lencana itu kepada Direktur TSI, Frans Manansang, di Istana Wapres, bertepatan dengan puncak peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional.
Yulius mengatakan, pihaknya akan terus menjaga lingkungan alam dan konservasi satwa liar di lingkungan Taman Safari Indonesia.
(T.A035/R013)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011
