Magelang (ANTARA News) - Pemerintah pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan mengucurkan dana sebanyak Rp535 miliar untuk penanganan dampak bencana erupsi 2010 dan banjir lahar Gunung Merapi pada 2011.

"Kami sudah siap kucurkan dana. Tahun ini ada Rp535 miliar dari total penangangan bencana Merapi sebanyak Rp1,35 triliun," kata Kepala BNPB, Syamsul Maarif, saat mengunjungi hunian sementara (huntara) Jumoyo, Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, di Magelang, Jateng, Minggu.

Ia menjelaskan, dana tersebut akan digunakan untuk penanganan lima aspek yakni perumahan (huntara dan hunian tetap), perbaikan infrastruktur (jalan dan jembatan), sosial, ekonomi produktif, dan lintas sektor (perbaikan gedung sekolah dan fasilitas umum).

Ia mengatakan, pada 2011 BNPB masih akan fokus kepada rehabilitasi dan rekonstruksi dampak erupsi dan bukan akibat terjangan banjir lahar.

"Kami masih fokus ke korban erupsi, karena pola dan akhir dari banjir lahar dingin belum diketahui. Peluang banjir masih ada sehingga jika ditangani sekarang nanti justru bisa bermasalah," katanya.

Ia menjelaskan, untuk korban erupsi BNPB akan membangun hunian tetap (huntap) sebanyak 2.682 di wilayah Sleman (Yogyakarta) dan 174 di Jawa Tengah.

Huntap di Jateng dibangun di Balerante, Klaten sebanyak 165 unit dan di Kabupaten Magelang sembilan unit.

Ia mengatakan, pembangunan huntap bersifat fleksibel, artinya, BNPB tidak akan memaksakan kehendak bahwa huntap akan dibangun jika memang masyarakat menolak.

"Huntap bukan harga mati karena kami menghargai keinginan masyarakat," katanya.

Ia meminta relawan dan pihak lembaga swadaya masyarakat yang membantu penanganan bencana banjir lahar untuk membantu memberi penjelasan kepada masyarakat.

"Hasil analisa saya kerja sama antara pemerintah, BNPB, relawan, dan pengungsi selama ini sudah baik," katanya. (U.H018/M029)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011