Hal yang perlu diperhatikan dalam sebuah program adalah aspek keberlanjutannya. Semula jadi desa cerdas, jangan sampai setelah program ini selesai, kemudian selesai juga kecerdasannya
Jakarta (ANTARA) -
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar mengharapkan program "smart village" atau desa cerdas dapat berkelanjutan.
 
"Hal yang perlu diperhatikan dalam sebuah program adalah aspek keberlanjutannya. Semula jadi desa cerdas, jangan sampai setelah program ini selesai, kemudian selesai juga kecerdasannya, itu jangan sampai,"  katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.
 
Ia mengemukakan konsep desa cerdas merupakan hasil adopsi dari konsep smart city. Bedanya, untuk smart village ada pelokalan pada komponen-komponen dan indikator-indikatornya, disesuaikan agar lebih cocok dengan konteks desa dan kelurahan.
 
Pada pokoknya, lanjut dia, desa cerdas didefinisikan sebagai desa yang mampu meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat melalui pemanfaatan teknologi dalam berbagai aspek pembangunan desa.
 
Ia menyampaikan desa cerdas menjadi kerangka kerja untuk membangun akuntabilitas, peran, dan tanggung jawab otoritas pengambil keputusan agar lebih efektif dan efisien.
 
"Tentunya dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi melalui media situs web, data seluler, media sosial serta layanan lain yang didukung oleh jaringan internet, dan yang paling penting harus berdasarkan karakteristik lokal desa," kata Mendes PDTT saat membuka pelaksanaan bimbingan teknis bagi para "duta digital" untuk desa cerdas bertajuk ”Program Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa” di Jakarta, Rabu (15/12).
 
Dalam kesempatan itu, ia juga menyemangati para peserta bimbingan teknis dengan menyebut bahwa kunci keberhasilan program smart village ada pada mereka sebagai duta digital.
 
Karena itu, ia berharap kepada semua duta digital agar dapat melaksanakan apa yang menjadi tugas masing-masing sebaik mungkin agat bisa berkelanjutan.
 
"Desa cerdas itu bukan sekadar berkait dengan digitalisasi. Desa cerdas berkaitan dengan dimensi lingkungan, infrastruktur dan mobilitas warga, tata kelola pemerintahan desa, ekonomi warga, kualitas hidup warga desa, serta keterampilan dan inovasi warga desa. Smart environment, smart mobility, smart government, smart economy, smart living, juga smart people," kata Gus Halim, demikian ia biasa disapa.

Saat ini jumlah duta digital untuk program desa cerdas adalah 48 orang di mana kelak ke-48 duta digital dari 18 kabupaten ini akan menangani lima desa, demikian  Abdul Halim Iskandar .

Baca juga: Mendes: Pengembangan smart village tidak boleh gerus kearifan lokal

Baca juga: "Desa Cerdas" tingkatkan aktivitas ekonomi di desa, kata Mendes PDTT

Baca juga: Telkom: Pengembangan desa cerdas dorong aktivitas ekonomi

 
 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021