Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi III DPR RI Andi Rio Idris Padjalangi menyesalkan peristiwa bentrok antara anggota TNI dan Polisi di Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, yang disebabkan permasalahan harga rokok sehingga mengakibatkan adanya korban luka.

"Saya menyayangkan bentrok kedua institusi keamanan tersebut, jika diawal para personel Polisi dan TNI lebih mengedepankan komunikasi yang baik tanpa emosi maka hal tersebut tidak perlu terjadi," kata Andi Rio dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

Dia meminta para pimpinan institusi Polri dan TNI dapat sering mengingatkan jajaran di bawahnya agar disipilin sebagai aparat keamanan dan dapat menjadi panutan di tengah masyarakat.

Menurut dia, jangan sampai perilaku personel di lapangan yang kurang baik menjadi contoh perilaku masyarakat dalam kehidupan keseharian.

"Kapolri dan Panglima harus duduk bersama untuk terus membangun sinergitas serta solidaritas antara Polri-TNI. Apalagi Panglima TNI Jenderal Andika baru saja bersilaturahim dengan Kapolri, ini harus menjadi contoh bagi jajaran aparat TNI dan Polri di bawah," ujarnya.

Andi Rio meminta peristiwa tersebut jangan sampai berlanjut dan terulang kembali di Papua dan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Hal itu menurut dia karena Papua menjadi salah satu wilayah yang jadi sorotan saat ini terkait masalah keamanan.

Baca juga: Soal bentrok TNI-Polisi, Mahfud: Bukan gejala umum

Baca juga: Polisi korban bentrokan di Kasonaweja dievakuasi ke Jayapura


"Jangan sampai peristiwa ini menjadi momentum bagi KKB untuk memanfaatkan situasi. TNI dan Polri harus memerangi KKB, bukan justru saling berkelahi antar aparat keamanan yang notabane harus menjaga negara kedaulatan Indonesia," ujarnya.

Berdasarkan siaran pers Humas Polda Papua, peristiwa kesalahpahaman tersebut terjadi Sabtu (27/11) bertempat di Ridge Camp Pos RCTU Mile 72 tepat di depan Mess Hall, Timika, Papua.

Kesalahpahaman tersebut berawal dari enam personel Satgas Amole Kompi 3 yang berada di Pos RCTU Ridge Camp Mile 72 yang sedang berjualan rokok.

Selanjutnya tiba Personel Nanggala Kopassus sebanyak 20 orang membeli rokok dan komplain mengenai harga rokok yang dijual personel Amole Kompi 3 penugasan. Selanjutnya dan pengeroyokan dengan menggunakan benda tumpul dan tajam terhadap enam Personel Amole Kompi 3 Penugasan.

Dalam keterangan pers tersebut, Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal mengatakan kasus tersebut merupakan kesalahpahaman antara personel Satgas Nanggala Kopassus dengan Satgas Amole.

Pimpinan masing-masing setelah menerima laporan, langsung berkoordinasi untuk menyelesaikan kesalahpahaman tersebut. Saat ini permasalahan tersebut telah diselesaikan secara damai.

"Selanjutnya, tindakan disiplin terhadap mereka yang terlibat perkelahian akan tetap dilakukan," kata Kamal.

Pasca-kejadian tersebut situasi di Kabupaten Mimika khususnya di Ridge Camp Pos RCTU Mile 72 tepat di depan Mess Hall, Timika, Papua, aman dan kondusif.

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2021