Jakarta (ANTARA) - Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kemendikbudristek Franka Makarim mengatakan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas merupakan cara terbaik untuk mengatasi learning loss.

“PTM terbatas merupakan cara terbaik untuk menanggulangi risiko berkurangnya kesempatan belajar dan untuk mengejar pemulihan PAUD berkualitas,” ujar Franka, dalam rapat kerja Bunda PAUD tingkat nasional yang dipantau di Jakarta, Sabtu.

Dia menambahkan pihaknya telah mengizinkan kedua anaknya untuk melakukan PTM terbatas dengan protokol kesehatan yang ketat.

“Saya yakin, jika kita terus disiplin menjaga kesehatan anak-anak kita, mereka akan dapat bersekolah dengan aman, nyaman dan optimal,” ujar dia.

Franka menambahkan pandemi menyebabkan perubahan yang luar biasa terhadap pendidikan anak yang mempengaruhi proses tumbuh kembang anak, khususnya mereka yang masih berada di jenjang PAUD.

Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen PAUD Dikdasmen) Kemendikbudristek Jumeri mengatakan berdasarkan survei lintas jenjang yang dilakukan kementerian per September 2021, sebanyak 61 persen satuan PAUD masih melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ), dan baru 39 persen satuan PAUD yang sudah dapat melaksanakan PTM terbatas.

“Seluruh anggota ekosistem PAUD perlu turut mengawal transisi moda bermain-belajar yang sebelumnya sepenuhnya dalam bentuk (PJJ) melalui belajar dari rumah (BDR), berangsur-angsur menjadi PTM terbatas agar dapat berjalan dengan lancar. Kita semua perlu terus menjaga kesinambungan dari kedua pendekatan ini, baik di sekolah maupun di rumah,” kata Jumeri.

Direktur PAUD Kemendikbudristek Muhammad Hasbi menambahkan beberapa intervensi yang dilakukan oleh Kemendikbudristek pada masa pandemi adalah relaksasi BOP sehingga satuan PAUD dengan peserta didik di bawah sembilan akan tetap menerima BOP untuk sejumlah sembilan anak. Kebijakan itu memberikan daya dukung bagi satuan PAUD untuk tetap beroperasi dan berinovasi agar peserta didik tetap mendapatkan layanan.

“Kami juga memberikan bantuan perlengkapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) ke 4.432 satuan PAUD, untuk mendukung kesiapan fasilitas cuci tangan, air bersih dan sabun, dalam rangka mendukung pembelajaran tatap muka di masa adaptasi kebiasaan baru,” ujar Hasbi.

Sejumlah intervensi itu berhasil mempertahankan angka partisipasi kasar untuk PAUD (41,08 pada periode 2019-2020 menjadi 40,17 pada periode 2020-2021) dan jumlah satuan PAUD agar tetap beroperasi (205.472 pada periode 2019-2020 menjadi 204.230 pada periode 2020-2021).

Pewarta: Indriani
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021