Kemitraan dengan sektor swasta Jepang pun menjadi penting, khususnya dalam hal transfer ilmu dan teknologi dan mobilisasi pembiayaan.
Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo mendorong kerja sama infrastruktur antara ASEAN dan Jepang sebagai salah satu mitra terbesar di kawasan dapat terus berlanjut.

"Dari data yang ada, setidaknya saat ini Jepang memiliki beberapa proyek yang sedang berjalan dengan nilai 259 miliar dolar AS di beberapa negara ASEAN, termasuk Indonesia," kata Presiden Jokowi saat berpidato pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-24 ASEAN-Jepang secara virtual di Istana Kepresidenan Bogor, Rabu.

Presiden meyakini bahwa infrastruktur berpotensi menggerakkan roda perekonomian kawasan serta menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, terlebih infrastruktur dan konektivitas juga merupakan salah satu prioritas kerja sama konkret di bawah ASEAN Outlook on the Indo-Pacific.

"ASEAN-Jepang memiliki pengalaman kerja sama yang cukup panjang dalam pembangunan infrastruktur. Pemerintah Jepang telah lama terlibat mendukung implementasi Master Plan on ASEAN Connectivity (MPAC)," kata Presiden.

Pada tahun 2023 Indonesia berencana untuk menyelenggarakan Forum Infrastruktur Indo-Pasifik. Presiden Jokowi yakin Jepang akan mendukung penyelenggaraan forum tersebut.

"Kemitraan dengan sektor swasta Jepang pun menjadi penting, khususnya dalam hal transfer ilmu dan teknologi dan mobilisasi pembiayaan," imbuh Presiden.

Presiden Jokowi menegaskan bahwa negara-negara anggota ASEAN akan terus memperkuat pembangunan infrastruktur untuk memfasilitasi kebangkitan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi kawasan. Pada saat yang sama, pembangunan infrastruktur di negara ASEAN juga bermanfaat bagi Jepang.

"Ini membuka peluang bagi relokasi industri manufaktur Jepang ke kawasan sekaligus diversifikasi rantai suplai globalnya ke negara ASEAN. Saya yakin dengan bekerja sama, kita akan dapat pulih dan bangkit bersama dari pandemi dan keterpurukan ekonomi," ungkap Presiden.

Presiden Jokowi meyakini bahwa situasi pandemi yang terus membaik di kawasan akan memberikan dampak yang baik bagi pemulihan ekonomi di kawasan. Menurut perkiraan IMF, kawasan emerging and developing Asia akan tumbuh 7,2 persen pada tahun 2021 dan 6,3 persen pada tahun 2022.

"Momentum ini harus kita manfaatkan untuk mempercepat pemulihan ekonomi bersama," kata Presiden.

Turut mendampingi Presiden dalam KTT tersebut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar.

Baca juga: Presiden Jokowi dorong ASEAN-Australia terus bangun kepercayaan

Baca juga: Presiden Jokowi sampaikan tiga harapan dalam hubungan ASEAN-AS

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2021