Jakarta (ANTARA) - Cakupan vaksinasi, obat-obatan dan protokol kesehatan merupakan komponen penyokong yang dapat mengubah pandemi COVID-19 menjadi endemi di Tanah Air,  kata seorang pakar ilmu kedokteran.

"Sinergi vaksin, obat dan protokol kesehatan itu bisa menurunkan derajat pandemi jadi endemi," kata Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Erlina Burhan dalam agenda pelatihan kepada media terkait obat dan vaksin di masa pandemi COVID-19 yang diselenggarakan BPOM dan diikuti dari aplikasi Zoom di Jakarta, Selasa.

Erlina mengatakan Indonesia semakin mendekati pada situasi endemi, dibuktikan dengan cakupan vaksinasi yang semakin bertambah, kesadaran masyarakat terhadap prokes yang kian tinggi serta angka kasus terkonfirmasi harian di bawah 1.000 kasus.

Dokter spesialis paru dari Divisi Infeksi Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu mengapresiasi capaian vaksinasi yang diperkirakan menembus 300 juta suntikan pada akhir 2021.

Komponen lain yang masih diperlukan adalah ketersediaan obat-obatan bagi perawatan pasien COVID-19. "Saat ini beberapa produk obat antivirus sudah dalam tahap uji klinik fase 3," katanya.

Beberapa obat-obatan yang dimaksud berkategori monoclonal antibodies seperti Bamlanivimab dan Etesevimab.

Selain itu Kemenkes juga sedang menjajaki beberapa obat-obatan antivirus baru yang sekarang sedang ramai dibicarakan antara lain Molnupiravir, Proxalutamide dan AT-527, katanya menambahkan.


#ingatpesanibu
#sudahdivaksintetap3m
​​​​​​​#vaksinmelindungikitasemua

Baca juga: Satgas IDI: Gelombang ketiga bergantung ketaatan prokes dan PPKM

​​​​​​​
Baca juga: IGJ: Jangan tergesa-gesa menetapkan status menjadi endemi


Baca juga: Satgas optimistis Indonesia mampu ubah pandemi jadi endemi
​​​​​​​

 

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021