pemborosan pangan terjadi karena pangan tidak dimanfaatkan secara baik, dan salah satunya terkait kebiasaan atau perilaku masyarakat dalam berkonsumsi.
Bantul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengajak masyarakat setempat untuk mengurangi atau bahkan menghentikan pemborosan pangan mulai dari keluarga atau rumah tangga.

Bupati Bantul Abdul Halim Muslih dalam pernyataan resmi Pemkab Bantul di Bantul, Minggu, mengatakan, Kabupaten Bantul sampai dengan tahun 2021 masih surplus dalam penyediaan beberapa komoditas pangan.

"Namun ke depan peningkatan produksi dan produktivitas mendapatkan tantangan yang tinggi, sehingga perlu upaya pengurangan pemborosan pangan, 'food waste' yang cenderung meningkat baik yang terjadi pada tingkat pengecer maupun konsumen," katanya.

Baca juga: Sumsel gerakkan warga jalankan program kemandirian pangan

Bupati mengatakan, pemborosan pangan terjadi karena pangan tidak dimanfaatkan secara baik, dan salah satunya terkait kebiasaan atau perilaku masyarakat dalam berkonsumsi.

Dia mengatakan, seperti mengambil makanan secara berlebihan sehingga masih tersisa banyak di piring, membeli dalam jumlah banyak makanan dan menjadi busuk karena terlalu lama disimpan sehingga tidak layak dimakan lagi.

"Apabila kita dapat menekan angka pemborosan pangan, akan menurunkan pengeluaran rumah tangga untuk makanan, karena makanan yang dibuang sebenarnya mempunyai nilai ekonomi yang seringkali tidak kita sadari," katanya.

Baca juga: Mentan ajak masyarakat aktif perkuat ketahanan pangan

Oleh karena itu, kata dia, pemkab mengajak dan mengampanyekan kepada seluruh masyarakat Bantul, agar mulai lebih bijak menghargai pangan.

"Stop pemborosan pangan mulai dari piring kita," kata Bupati Bantul.

Pewarta: Hery Sidik
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021