Total ada 161 kali pengeboman udara
Sumatera Selatan (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan melakukan pemadaman titik api kebakaran lahan yang timbul secara serentak di tujuh kabupaten di provinsi ini.

Titik api kebakaran lahan tersebut masing-masing berada di Kabupaten Ogan Ilir sebanyak dua titik api, Ogan Komering Ilir sebanyak lima titik api, Musi Banyuasin satu titik api.

"Musi Rawas satu titik api, Banyuasin sebanyak satu titik api, Muara Enim sebanyak tiga titik api, dan Penukal Abab Lematang Ilir dua titik api, " kata Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Sumatera Selatan Ansori di Palembang, Rabu.

Menurut dia, kemunculan titik api ditemukan sejak Selasa ( 21/9) kemarin, lantas untuk mengeliminasi titik api semakin meluas pihaknya mengerahkan tujuh unit helikopter water bombing (pengebom air) dan satu unit pesawat patroli jenis Cessna 208B GC PK-HVT.

“Total ada 161 kali pengeboman udara yang menghabiskan 684.000 liter air di semua wilayah itu,”ujarnya.

Lalu, lanjutnya, setelah dilakukan pengeboman air tersebut titik api sudah berhasil dipadamkan yaitu meliputi ada empat titik api d iwilayah Pedamaran Timur Pedamaran dan Pangkalan Lapam di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Indralaya Kabupaten Ogan Ilir.

Meskipun titik api sudah berhasil dipadamkan namun dampak kebakarannya juga terasa sampai ke Kota Palembang. pada Rabu pagi kota ini diselimuti kabut asap hampir selama dua jam.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun SMB II Palembang Desindra mengatakan, berdasarkan pantauan pihaknya embusan angin yang telah membawa partikel kebakaran ke Palembang sehingga udara saat dihirup baunya seperti asap kebakaran.

“Kebakaran di OKI itu arah anginnya memang ke Palembang,” kata dia.

Baca juga: Jumlah titik panas di Sumsel naik tiga kali lipat

Baca juga: Cegah karhutla di Sumsel, digelar patroli udara pantau titik api

Baca juga: Tiga kabupaten di sumsel telah nyatakan status siaga karhutla


Pewarta: Muhammad Riezko Bima Elko
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021