Cara kerja "Smart Pond" adalah alat tersebut dapat mengondisikan kolam budi daya sesuai dengan habitat asli lobster di laut.
Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Lima mahasiswa Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) merancang alat berbasis teknologi untuk optimalisasi budi daya lobster air laut yang diberi nama "Smart Pond".

Anggota tim perancang teknologi tersebut, Dhia Balqis di Malang, Jawa Timur, Kamis, menjelaskan cara kerja Smart Pond adalah alat tersebut dapat mengondisikan kolam budi daya sesuai dengan habitat asli lobster di laut.

"Ketika dipasang, alat ini secara otomatis akan menyesuaikan indikator atau parameter kolam seperti di air laut," katanya.

Misalkan kolam memiliki pH 9, sementara lobster membutuhkan pH 7-8, katanya, itu langsung diatur secara otomatis oleh alat tersebut.

Ia mengaku selama dua setengah bulan perancangan alat itu, tim tersebut telah sampai pada perakitan sensor dan pemrograman Smart Pond.

Saat ini mereka sedang menyelesaikan prototype dari Smart Pond. Ke depan tim itu berharap alat ini dapat membantu permasalahan dan kendala dalam meningkatkan budi daya lobster air laut.

“Kami ingin nantinya inovasi ini dapat digunakan oleh semua kalangan masyarakat serta dapat mendongkrak perekonomian negara. Kami juga berencana menyusun jurnal atau artikel untuk mempublikasikan Smart Pond dalam rangka mendukung penelitian penerapan teknologi di dunia pendidikan,” katanya.

Menurut dia budi daya lobster memiliki peluang yang besar di wilayah Indonesia. Tidak hanya yang sudah dewasa, bayi lobster pun banyak diburu oleh masyarakat. Namun, sampai saat ini budi daya lobster masih jarang dilakukan.

Masyarakat masih mengandalkan hasil alam dalam memperoleh hewan laut tersebut. Permasalahan utama dalam budi daya lobster di Indonesia adalah masalah marikultur, salah satunya pemanfaatan potensi lahan perikanan budi daya yang belum optimal.

Selain itu, kata Dhia, sistem produksi dan "tracebility" (ketelusuran) pembudidayaan lobster belum ditangani dengan baik.

Di kawasan budi daya lobster kurang tersedia infrastruktur yang mendukung.

"Beberapa permasalahan itu memicu adanya masalah baru, seperti penjualan benih lobster secara ilegal dan korupsi terhadap penjualan maupun pembelian lobster. Oleh karena itu, kami berupaya merancang alat yang bisa mengoptimalkan budi daya lobster tersebut,” katanya.

Rancangan alat optimalisasi budi daya lobster tersebut (Smart Pond) itu diikutsertakan dalam Program Kreativitas Mahasiswa-Karsa Cipta (PKM-KC) dan berhasil lolos ke tahap pendanaan pada Mei lalu.

Dalam perancangan Smart Pond, Dhia Balqis ditemani oleh empat anggota lainnya, yaitu Zidni Ilman Nafian, Fia Sulis Setiani, Doliansyah, dan Andre Juan Pradipa.

Baca juga: "Smart cam bridge" antar mahasiswa UMM sabet juara di ajang ISTEC 2021

Baca juga: Mahasiswa UMM buat "Trash Conveyor", alat penyaring sampah otomatis

Baca juga: Mahasiswa UMM temukan solusi atasi insomnia dengan buah kiwi

Baca juga: Mahasiswa UMM ajak petani buat pestisida alami dari limbah tembakau

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021