Jakarta (ANTARA News) - Badan Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi memperkirakan produksi minyak yang sebagian besar berasal dari PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) terancam mengalami penurunan hingga 150.000 barel per hari sebagai dampak kebocoran pipa gas milik PT Transportasi Gas Indonesia (TGI).

"Perkiraan akan ada penurunan produksi mencapai 150.000 barel per hari," kata Kepala Dinas Humas dan Hubungan Kelembagaan BP Migas Elan Biantoro dalam siaran persnya di Jakarta, Kamis menjelaskan dampak kebocoran pipa tersebut.

Menurut dia, akibat kebocoran itu diperkirakan akan menyebabkan penutupan setidaknya 700 sumur produksi CPI dan 400 sumur BOB Pertamina-Bumi Siak Pusako (BOB P-BSP) atau setara dengan kehilangan 150.000 barel minyak per hari.

Pipa gas TGI yang berada di ruas Grissik ke Riau di KP 277 yang terletak di Desa Kampung Sawah, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau, mengalami kebocoran pada Rabu (29/9) pukul 10.45 WIB.

Padahal, gas yang disalurkan pipa tersebut digunakan buat menunjang produksi minyak di lapangan yang dioperasikan CPI, BOB P-BSP, dan juga BUMD Sarana Pembangunan Riau (BUMD SPR).

Pada Kamis pukul 00.00 WIB tercatat penurunan produksi minyak CPI sudah mencapai sebesar 32.000 barel per hari, BOB P-BSP 3.700 barel per hari, dan BUMD SPR 200 barel per hari.

Elan juga mengatakan, kebocoran pipa TGI berada di luar kontrol BP Migas.

"Itu urusan hilir," katanya.

Menurut dia, kewenangan dan penjelasan penyebab kejadian tersebut berada di TGI sebagai operator, Direktorat Jenderal Migas, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, dan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas).

Elan juga menjelaskan, setelah kejadian, ConocoPhillips sebagai produsen gas tersebut langsung melakukan komunikasi dengan para pembeli dan pemangku kepentingan terkait yang terkena dampak.

"Pasokan gas telah dialihkan ke pasar-pasar lain yang memungkinkan untuk menerima," katanya.

ConocoPhillips, lanjutnya, juga telah menawarkan bantuan teknis dan operasional kepada TGI untuk perbaikan pipa.

"Kami berharap TGI dapat segera melakukan perbaikan guna mengurangi dampaknya terhadap produksi dan keuangan," kata Elan.

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan TGI Ivan Irawan mengatakan, pada Rabu (29/9) pukul 10.45 WIB, pihaknya menerima informasi kebocoran dari warga dan langsung menerjunkan tim ke lokasi.

"Selanjutnya, TGI segera mengaktifkan prosedur tanggap darurat keselamatan dengan membuka jalur komunikasi antara `emergency control centre` (ECC) di Regional Office 2 Belilas, Riau, `transgasindo control centre` (TCC) di GTM Office Jambi, dan `management crisis centre` (MCC) di Kantor Pusat TGI di Jakarta," ujarnya.

Tim tanggap darurat TGI juga segera mengambil langkah mengevakuasi 165 kepala keluarga atau sekitar 450 jiwa dengan bantuan pemeritah daerah dan kepolisian setempat ke daerah yang lebih aman.

Kemudian, tim segera mengisolasi kebocoran dengan menutup "sectional valve" (SV) di SV 1205 dan SV 1206 sebagai tindakan pengamanan penghentian semburan gas dan selanjutnya melakukan "shutdown" kompresor Belilas.

"TGI secara resmi telah memberitahukan kejadian ini kepada para `shipper` dan pelanggan bahwa pengiriman gas terhenti sementara," katanya.

Sesuai dengan "emergency respon plan" (ERP) dalam health, safety, and environtment (HSE) manual and procedure, eskalasi darurat sudah mencapai "tier" 2 atau penanganan memerlukan bantuan pemerintah daerah.

Karenanya, TGI juga telah menginformasikan kejadian ini kepada Dirjen Migas Kementerian ESDM, pemegang saham, dan juga pemangku kepentingan yang lain.

"Keadaan tanggap darurat ini sudah teratasi Rabu (29/9) pukul 15.30 WIB setelah dipastikan tidak ada lagi gas yang keluar dari pipa yang bocor, sehingga status darurat diturunkan menjadi perbaikan," ujarnya.

Warga setempat diperbolehkan kembali ke rumah masing-masing dan belum ada laporan mengenai korban atau luka-luka akibat insiden tersebut.

Saat ini, menurut Ivan, rencana perbaikan sudah dilaksanakan dengan dukungan staf ahli dari pemegang saham TGI.

"Diharapkan dengan dukungan berbagai pihak dalam tiga hari ke depan jaringan pipa dapat beroperasi kembali," katanya.   (K007/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010