Jakarta (ANTARA) - Kantor Staf Presiden menekankan pemerintah tidak hanya menyiapkan pembangunan infrastruktur di Ibu Kota Negara (IKN) baru di Kalimantan Timur, melainkan juga menyiapkan pengembangan sumber daya manusia.

Hal itu disampaikan Deputi IV Kepala Staf Kepresidenan Juri Ardiantoro dalam acara KSP Mendengar di Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis.

"Pembangunan tidak hanya infrastruktur, namun juga membangun dan mengembangkan SDM. Saat fasilitas IKN dibangun, kualitas SDM harus ditingkatkan," ujar Juri sebagaimana siaran pers yang diterima di Jakarta.

Juri menyebut, pembangunan IKN akan mengakomodasi kepentingan masyarakat lokal, selain menjadi transformasi pembangunan.

Dia mengatakan untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan koordinasi serta sinkronisasi kementerian dan lembaga.

"Harus ada komunikasi lebih lanjut, untuk memonitor permasalahan lebih lanjut. Masih perlu adanya pendalaman data maupun fakta untuk mendalami permasalahan," ucap-nya menjelaskan.

Dia mengatakan pemindahan Ibu Kota Negara adalah landasan kemajuan bangsa untuk menggeser orientasi pusat pertumbuhan. Terutama untuk menjadi Indonesia sentris demi keadilan dan kesejahteraan.

Menurutnya, IKN yang aman, modern, berkelanjutan, dan berketahanan, juga menjadi acuan bagi pembangunan dan penataan wilayah perkotaan seluruh Indonesia.

Juri menekankan dengan visi "kota dunia untuk semua", IKN baru Indonesia terbangun dari infrastruktur dan konektivitas pintar.

Baca juga: KSP: Pembangunan Ibu Kota Negara akan perhatikan kearifan lokal

Baca juga: KSP: Pembangunan wilayah harus dapat dirasakan langsung manfaatnya


Harapannya IKN baru menjadi kota paling berkelanjutan di dunia, penggerak ekonomi Indonesia di masa depan, sekaligus simbol identitas nasional yang selaras dengan alam dan berbasis bhineka tunggal ika.

Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV KSP Wandy Tuturoong mengatakan di IKN baru nantinya masyarakat Kaltim harus menjadi tenaga-tenaga profesional.

"Masyarakat Kaltim harus menjadi tenaga-tenaga profesional, bukan hanya menjadi pegawai negeri," tutur-nya.

Pria yang akrab disapa Binyo ini juga menjelaskan, anggaran pembangunan IKN 10 persen berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan sisanya diperoleh dari investasi.

Oleh karena itu, kata dia, dibutuhkan SDM yang berkelas dunia, dan tidak hanya menjadi birokrat.

"Untuk itu, perlu juga ada strategi besar dalam pembangunan masyarakat Kaltim. Mengingat keterbatasan sumber daya kita, sehingga harus ada prioritas ditambah dengan inovasi dan kreativitas," tutur Binyo.

Adapun persoalan keterlibatan masyarakat dalam pembangunan IKN menjadi perhatian beberapa peserta KSP Mendengar. Beberapa di antaranya menanyakan upaya pemerintah dalam meningkatkan kemampuan masyarakat sekitar, hingga mengenai kepastian sosok yang akan menjadi Ketua Badan Otorita Ibukota.

Selain persoalan IKN, beberapa isu juga menjadi perhatian para peserta KSP Mendengar di Kaltim. Mulai dari rencana belajar tatap muka bagi anak sekolah, konflik agraria, isu pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), hingga implementasi Undang-Undang Cipta Kerja.

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2021