Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menilai bahwa teknologi digital dapat memperluas jangkauan kesenian tradisional ke masyarakat.

Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid di Jakarta, Kamis, mengapresiasi upaya Mitra Seni Indonesia (MSI) yang mengalih wahana kesenian pertunjukan tradisional Ketoprak Tobong ke dalam layar lebar bertajuk Ati Segara (Hati Samudra).

"Saya menyambut baik dan gembira upaya untuk mengangkat kesenian tradisional Ketoprak Tobong ini. Jadi, bagaimana caranya di tengah segala keterbatasan ini bisa kembali menampilkan seni tradisi kita menggunakan teknologi digital," ujar Hilmar Farid dalam sambutan sinema Folklore bertajuk Ati Segara itu.

Baca juga: Mendikbudristek optimistis sektor seni dan budaya kembali bangkit

Melalui teknologi digital, lanjut dia, kesenian tradisional dapat memperluas jangkauan ke masyarakat sekaligus mengangkat tradisi kesenian di Indonesia.

"Ini tentu semangat yang sama dengan undang-undang kemajuan kebudayaan yang selalu melihat kemungkinan untuk memenangkan khasanah seni tradisi kita dengan menggunakan teknologi terbaru," katanya.

Sutradara, sekaligus penulis naskah Ati Segara, Risang Yuwono menyampaikan film itu mengangkat cerita tiga orang wanita yang pernah menorehkan perjuangan pada sejarah bangsa.

Pertama, dinamika cinta antara Rakai Pikatan dan Pramodhawardhani yang berbeda latar budaya dan keyakinan.

Kedua tentang Raden Ayu Matahati, merupakan istri Raden Mas Said yang dikenal memiliki pasukan wanita elit yang berperang melawan VOC.

Ketiga, mengungkap sosok ibunda Pangeran Diponegoro, yakni Mangkarawati. Ibunya merupakan tokoh kunci dari detik-detik kebulatan tekad Diponegoro dalam perlawanan terhadap VOC.

Sementara itu, Ketua Panitia Pagelaran Ketoprak Tobong MSI, Hesti Indah Kresnarini menjelaskan bahwa karya seni pertunjukan tradisional yang ditransformasiksn ke dalam bentuk layar lebar itu dikemas secara apik dan menarik.

"Pertunjukan itu memiliki keunikan karena diiringi musik organ dan suling, bukan gamelan sebagaimana lazimnya, sehingga menjadikan pagelaran ini menarik untuk ditonton," katanya.

Baca juga: KBRI Den Haag ajak pegiat seni promosikan budaya Indonesia

Baca juga: DPR: Seni-budaya faktor penting bentuk kepribadian bangsa


Film berdurasi 48 menit itu akan ditayangkan melalui Kanal Youtube Mitra Seni Indonesia pada 30 Mei-13 Juni 2021 pukul 19.00 WIB.

Selain itu, juga akan ditayangkan tanggal 19 Juni 2021 pukul 20.00-21.00 di Locket exclusive streaming, serta pada 22 Juni 2021 melalui Genflix Apps (download on playstore applestore).

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021