Banjarmasin (ANTARA News) - Rawa di Kalimantan Selatan (Kalsel) kini mulai mengalami penurunan fungsi, selain karena usia yang sudah cukup tua juga akibat sendimentasi dan rumput liar, kata Kepala Balai Rawa, Budi Triadi di Banjarmasin, Senin.

Menurut dia, dari hasil penelitian yang telah dilakukan Balai Rawa pada 2009 di Desa Dandai Jaya Kecamatan Tabunganen, Kabupaten Barito Kuala, kondisi rawa tersebut juga diperparah dengan adanya degradasi yang terjadi pada saluran tata air makro.

Saluran air makro adalah pengelolaan tata air dalam satu kawasan luas dengan cara membuat jaringan reklamasi sehingga keberadaan air bisa dikendalikan, artinya pada saat musim hujan tidak kebanjiran dan musim kemarau tidak kekeringan.

Saat ini, kata dia, saluran makro tersebut kondisinya sudah tidak layak lagi, selain karena usia yang sudah cukup tua juga karena terjadi perluasan pada saat dilakukan pengerukan sehingga air yang mengalir menjadi tidak merata.

Hal itu, kata dia, juga menyebabkan keasaman air rawa meningkat karena sirkulasi air tidak berjalan dengan baik.

Akibat kondisi tersebut, kata dia, membuat fungsi rawa menjadi berkurang sehingga berpengaruh terhadap hasil panen masyarakat sekitar.

"Air dengan keasaman tinggi merupakan musuh bagi tanaman padi maupun tanaman pertanian lainnya," katanya.

Peneliti Balai Rawa Parlinggoman mengatakan, bila lahan rawa dan pendukungnya dalam kondisi baik, maka hasil pertanian di lahan rawa di Desa Dandai tersebut bisa lebih dari tiga ton per hektar, namun kini kurang dari dua ton.

"Bahkan, di beberapa daerah lain, seperti Sumatera tanaman padi di lahan rawa bisa menghasilkan hingga sembilan ton per hekater," katanya.

Mengatasi hal tersebut, kata dia, Balai Rawa kini sedang melakukan uji coba untuk membangun saluran air mikro untuk meningkatkan hasil panen.

Uji coba tersebut dilakukan pada lahan seluas 2.250 hektare. "Kalau berhasil akan kita kembangkan di daerah lain," katanya.

"Balai rawa nasional ini baru berdiri pada 2007, sehingga belum banyak penelitian yang bisa kita lakukan," katanya.

Menurut Budi, rawa di Kalsel merupakan rawa tertua di Indonesia selain rawa di Sumatera yang dibuka sejak program pembangunan lima tahun pertama (Pelita pertama).

Total luas lahan rawa lebak di Kalsel kini sekitar 208.893 ha, dan yang telah difungsikan untuk tanaman pangan hanya seluas 78.544 ha.
(T.U004/M012/P003)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010