indeks kelompok pengeluaran yang turun masing-masing makanan, minuman dan tembakau yang mengalami penurunan sebesar 0,44 persen, kesehatan sebesar 0,04 persen, transportasi sebesar 0,61 persen, dan informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,0
Surabaya (ANTARA) - Jawa Timur mengalami deflasi sebesar 0,15 persen karena penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya sebagian indeks kelompok pengeluaran, yaitu dari 104,12 poin pada Agustus 2020 menjadi 103,96 poin pada September 2020.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, Dadang Hardiwan dalam keterangan pers virtualnya di Surabaya, Kamis, mengatakan indeks kelompok pengeluaran yang turun masing-masing makanan, minuman dan tembakau yang mengalami penurunan sebesar 0,44 persen, kesehatan sebesar 0,04 persen, transportasi sebesar 0,61 persen, dan informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,02 persen.

"Beberapa komoditas yang juga mengalami penurunan harga pada September 2020 antara lain angkutan udara, telur ayam ras, daging ayam ras, tarif kereta api, emas perhiasan, melon, cabai rawit, semangka, jeruk, dan tomat,” ujar Dadang.

Baca juga: Kemenkeu: Deflasi tiga bulan beruntun sinyal ekonomi belum pulih

Kelompok yang mengalami inflasi yaitu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,02 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,26 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,09 persen.

Selanjutnya, kelompok pendidikan sebesar 0,08 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,05 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,03 persen.

Baca juga: BPS: Pertama kali deflasi 3 bulan beruntun, tanda daya beli turun

Sementara itu kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga tdak mengalami perubahan.

Ia mencatat, dari delapan kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jawa Timur, tujuh kota mengalami deflasi dan satu kota mengalami inflasi, dan deflasi tertinggi ada di Probolinggo sebesar 0,35 persen.

Kemudian, diikuti Surabaya sebesar 0,18 persen, Banyuwangi sebesar 0,17 persen, Sumenep sebesar 0,12 persen, Malang sebesar 0,05 persen, Madiun sebesar 0,02 persen, dan Jember sebesar 0,01 persen.

"Kota yang mengalami inflasi yaitu Kediri sebesar 0,15 persen," ujar Dadang.

Jika dibandingkan tingkat inflasi tahun kalender (Januari - September) 2020 di 8 kota IHK Jawa Timur, Kediri dan Jember merupakan kota dengan inflasi tahun kalender tertinggi yaitu mencapai 1,26 persen.

Kota yang mengalami inflasi tahun kalender terendah adalah Surabaya sebesar 0,64 persen.






 

Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020