..sebelum akhir September 2020 sebanyak 9,16 juta pelaku usaha mikro dapat menerima banpres produktif tahap I dengan total anggaran Rp22 triliun.
Jakarta (ANTARA) - Sebesar atau sekecil apapun bantuan yang diberikan, bagi para pelaku usaha ultra mikro di Tanah Air, hal itu dinilai dapat membangkitkan secercah asa untuk melanjutkan hidup di tengah pandemi COVID-19 yang dampaknya memukul sektor perekonomian.

Pandemi mematikan yang masuk ke Indonesia sejak pertengahan awal tahun 2020 tersebut, bukan hanya memukul kalangan pengusaha besar. Pelaku usaha mikro yang selama ini menggantungkan nafkahnya dari pendapatan sehari-hari, mau tidak mau ikut terkena dampak pandemi virus bernama SARS-CoV-2 itu.

Sebutlah pedagang warung kelontong bernama Saddam Hussein dari Medan, Sumatera Utara yang mengaku omzetnya terpukul sangat drastis oleh pandemi Covid-19.

Dalam postingannya di akun resmi Instagram Kementerian Koperasi dan UKM, Saddam menyebut bagaimana dirinya mampu meraih omzet Rp500 ribu per hari sebelum Covid-19 namun tatkala pandemi datang dirinya harus menelan kekecewaan berat melihat omzetnya turun jauh hingga 70 persen menjadi hanya Rp100 ribu per hari.

Hal senada juga disampaikan oleh penjual kaos kaki asal Medan, Sumatera Utara bernama Edison Purba yang mengeluhkan beratnya situasi perekonomian di masa Covid-19 yang memukul omzetnya dari Rp300 ribu per hari menjadi Rp100 ribu per hari.

Namun sejak Bantuan Presiden (Banpres) Produktif Usaha Mikro digulirkan, para pelaku usaha mikro di Indonesia mulai memiliki secercah asa dan semangat untuk melanjutkan hidup di tengah pandemi Covid-19.

Betapa senangnya pedagang warung kelontong seperti Saddam bahwa dirinya bisa kembali berusaha setelah mendapatkan Banpres Produktif Usaha Mikro sebesar Rp2,4 juta.

Perasaan gembira yang sama juga turut dirasakan oleh Edison yang berhasil mendapatkan bantuan sebesar Rp2,4 juta tersebut atas informasi dari pelanggan setianya.

Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM) merupakan skema insentif tambahan bagi pelaku usaha mikro agar dapat bertahan di tengah pandemi COVID-19.

Bantuan senilai Rp2,4 juta per pelaku usaha mikro ini, menambah skema insentif yang selama ini sudah diberikan seperti subsidi bunga, insentif pajak UMKM, kredit modal kerja, serta penempatan dana di perbankan untuk UMKM.

BPUM yang bersifat hibah ini akan diberikan bagi 12 juta usaha mikro dengan cara di transfer langsung ke rekening pelaku usaha mikro di seluruh Indonesia.
Baca juga: Kemenkop UKM: Banpres produktif jangkau 5,6 juta pelaku usaha mikro

Bangkitkan semangat

Banpres Produktif Usaha Mikro tidak hanya membantu para pelaku usaha ultra mikro, namun juga dianggap dapat membangkitkan semangat para pelaku usaha tersebut.

Contohnya pelaku usaha mikro gula merah bernama Beni dari Tomori, Maluku Utara yang akan memanfaatkan sebaik-baiknya bantuan Rp2,4 juta dari Presiden Joko Widodo untuk tambahan modal usahanya.

Ada juga pelaku usaha katering dan oleh-oleh bernama Rita Kamelia asal Padang, Sumatera Barat yang mengaku sangat terbantu setelah mendapatkan banpres tersebut.

Rita menambahkan bahwa dirinya akan menggunakan banpres senilai Rp2,4 juta tersebut untuk membeli berbagai fasilitas yang dibutuhkan, seperti timbangan, rak, hingga bahan bahan pokok lainnya.

Hal tersebut, lanjutnya, dilakukan dalam rangka agar memfasilitasi usahanya dapat berkembang pada masa pandemi seperti saat ini.

Sedangkan pedagang mainan anak bernama Aprizal Hamdani asal Tarempa, Kepulauan Riau mengakui bahwa banpres sebesar Rp2,4 juta yang dia peroleh dapat menambah modal sekaligus membangkitkan kembali usahanya.
Baca juga: Pemerintah kebut realisasi banpres dan bantuan produktif September ini

Jangkau pengusaha mikro

Kementerian Koperasi dan UKM mencatat pencairan bantuan presiden (banpres) produktif usaha mikro Rp2,4 juta hingga saat ini telah menjangkau 5,6 juta pelaku usaha mikro terdampak COVID-19 dengan total bantuan senilai Rp13,4 triliun.

Untuk mempercepat pemulihan kegiatan ekonomi, Deputi Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM RS Hanung Harimba Rachman berharap sebelum akhir September 2020 sebanyak 9,16 juta pelaku usaha mikro dapat menerima banpres produktif tahap pertama dengan total anggaran Rp22 triliun.

Dia juga menuturkan bantuan yang digagas Presiden Joko Widodo itu diprioritaskan untuk para pelaku usaha mikro yang selama ini belum dapat mengakses pembiayaan perbankan sehingga rentan usahanya berhenti karena terdampak pandemi.

Penerima bantuan uang tunai sebesar Rp2,4 juta itu juga bakal kembali ditambah pada tahun ini. Dari tahap awal sebanyak 9,1 juta UMKM, naik menjadi 12 juta, dan terakhir diusulkan kembali menjadi 15 juta pelaku UMKM.

Oleh sebab itu, Hanung berharap pemerintah daerah melalui masing-masing dinas koperasi dan UKM dapat membantu menyediakan data pelaku usaha mikro di daerah untuk diusulkan mendapatkan bantuan.

Sementara itu Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mendorong agar pelaku UMKM dapat memanfaatkan secara maksimal bantuan tersebut guna mengembangkan bidang usaha yang mereka tekuni terutama di era pandemi dan tekanan ekonomi di segala bidang kehidupan saat ini.

"Mendorong UMKM dalam memanfaatkan bantuan hibah tersebut untuk secara terbuka dan transparan serta meminta pendampingan dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, atau dengan Dinas Koperasi dan UKM provinsi seluruh Indonesia," ucap Bamsoet, panggilan akrab Bambang Soesatyo.

Pendampingan tersebut menurut mantan Ketua DPR RI itu bertujuan agar bantuan presiden benar-benar tepat sasaran dan membantu pelaku UMKM lebih produktif dalam memulihkan perekonomian nasional.

Baca juga: Realisasi penyaluran Banpres untuk UMKM capai 64 persen
Baca juga: Pemerintah salurkan Rp13,4 triliun Banpres bagi usaha mikro
Baca juga: KPK minta kejelasan dan validasi data penerima bantuan modal UMKM

Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2020