Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR, Bambang Soesatyo, mengingatkan pentingnya mahasiswa untuk selalu menjaga Pancasila, untuk selalu dipraktikkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Ia mengingatkan kepada generasi muda, pada saatnya nanti menerima tongkat estafet kepemimpinan nasional, mereka akan dititipkan Pancasila untuk ditanamkan dalam benak setiap anak bangsa, dihadirkan dalam ruang-ruang publik, serta dipraktikkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

"Sebagai ideologi, Pancasila akan bermakna ketika kehadirannya dapat dirasakan dalam setiap denyut nadi dan tarikan nafas kehidupan masyarakat," kata dia,  dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

Hal itu dia katakan saat mengisi kuliah umum dalam rangka menyambut mahasiswa baru Universitas Gunadarma, secara virtual dari Ruang kerja Ketua MPR RI, Jakarta, Kamis.

Baca juga: Ketua MPR sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Dies Natalis Unhas

Menurut dia, Pancasila harus diwujudkan dalam bentuk tindakan nyata, agar tidak menjadi konsep yang hanya hidup di awang-awang, atau hanya menjadi hapalan rumusan sila-sila di luar kepala.

Ia mengatakan, kesadaran itu yang perlu dibangun bersama, yaitu kebulatan tekad untuk mendorong implementasi dan revitalisasi nilai-nilai luhur Pancasila dengan cara yang sederhana dan membumi, tetapi nyata.

"Untuk membumikan Pancasila, tidak memerlukan konsep yang muluk. Karena sesungguhnya nilai-nilai Pancasila selalu hadir dan dapat ditemukan dalam keseharian. Membantu teman yang sedang dalam kesulitan, itu Pancasila. Bermusyawarah dalam menyelesaikan suatu persoalan, itu Pancasila," ujarnya.

Ia menilai, pengenalan kehidupan kampus yang dilakukan Universitas Gunadarma dengan tidak hanya mengenai kiat-kiat bagi mahasiswa baru untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan kampus, tetapi juga dimaksudkan membangun karakter mahasiswa sejak dini.

Baca juga: Bambang Soesatyo kasih pesan kebangsaan dalam vlog dengan Ari Lasso

Hal itu menurut dia melalui pembekalan wawasan kebangsaan bagi mahasiswa agar tidak tumbuh menjadi "the lost generation" dalam arti generasi yang 'linglung' karena tercerabut dari jati diri dan akar budayanya.

Selain itu dia juga mengapresiasi kerjasama tim dari tiga fakultas di Universitas Gunadarma yaitu Fakultas Teknik Industri, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Ilmu Komputer yang telah berhasil menciptakan alat ventilator menggunakan sistem knockdown dengan harga terjangkau serta menggunakan material yang hampir semuanya berasal dari dalam negeri.

Baca juga: Kasus COVID-19 meningkat, Bamsoet minta evaluasi PSBB dan normal baru

"Tim yang sama juga telah berhasil mengembangkan pelengkap alat pelindung diri (APD) berupa perangkat masker yang dimodifikasi agar dapat disesuaikan dengan ritme pernafasan penggunanya dan aman dari virus serta bakteri, yang dinamai PAPR (Powered Air Purifying Respirator)," katanya.

Berbagai inovasi itu, menurut dia, adalah wujud aktualisasi peran vital perguruan tinggi bagi masyarakat yang telah diimplementasikan dengan baik oleh Universitas Gunadarma.

Ia menilai jika setiap kampus berperan secara optimal dalam upaya penanggulangan pandemi, maka penanganan pandemi Covid-19 akan dapat dilakukan dengan lebih efektif.

Baca juga: Ketua MPR apresiasi rencana pemberian vaksin COVID-19 gratis

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2020