Problemnya adalah bagaimana memastikan usaha perikanan budi daya bisa berjalan secara berkelanjutan
Jakarta (ANTARA) - Pengamat kelautan Abdul Halim mengharapkan kenaikan nilai tukar pembudi daya ikan (NTPi) sesuai data BPS, dapat berkelanjutan dan tidak stagnan ke depannya.

"Problemnya adalah bagaimana memastikan usaha perikanan budi daya bisa berjalan secara berkelanjutan," katanya di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, hal tersebut bisa dilakukan antara lain dengan pengaturan zonasi wilayah pesisir yang mampu menghadirkan kepastian usaha bagi para pembudi daya.

Hal tersebut, lanjutnya, karena sejauh ini banyak usaha perikanan berbasis tambak yang berlokasi di areal yang secara hukum belum memberikan kepastian usaha.

"Inilah pekerjaan rumah Menteri Kelautan dan Perikanan bersama dengan Ditjen Perikanan Budidaya," kata Direktur Eksekutif Pusat Kajian Maritim untuk Kemanusiaan itu.

Ia berpendapat bahwa usaha di sektor perikanan budi daya adalah jenis usaha yang relatif lebih minim risiko ketimbang usaha perikanan tangkap sehingga kenaikan nilai tukar juga sebagai hal yang lumrah.

Sebelumnya, Dirjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Slamet Soebjakto mengatakan peningkatan NTPi merupakan salah satu indikator dari kenaikan daya beli pembudi daya di Nusantara, sehingga arah kebijakan sudah berada di arah yang tepat.

"Saya kira ini dampak nyata bahwa berbagai stimulus langsung secara nyata berdampak pada efisiensi usaha, nilai tambah dan daya beli para pembudi daya ikan," katanya.

Menurut Slamet, hal tersebut juga sejalan dengan tujuan utama yakni menjamin daya beli masyarakat tetap terjaga positif.

BPS merilis data kinerja ekonomi Agustus 2020 atau tepatnya periode akhir kuartal II. Dalam rilis tersebut, BPS mencatat capaian kinerja positif khususnya menyangkut NTPi yang kembali stabil di angka lebih dari 100.

Pada Agustus tercatat NTPi naik 0,19 poin dari Juli yakni dari 100,40 menjadi 100, 59. Angka NTPi menjadi salah satu indikator utama adanya perbaikan daya beli masyarakat.

Nilai tukar usaha pembudi daya ikan (NTUPi) juga tercatat naik 0,03 poin yakni dari 100,77 pada Juli menjadi 100,80.

Angka ini mengindikasikan ada perbaikan pada efisiensi produksi budi daya, sehingga ada penambahan nilai tambah margin keuntungan.

Baca juga: KKP targetkan Muaragembong Bekasi jadi sentra budi daya udang vaname
Baca juga: Dirjen : Perikanan budidaya ujung tombak Lumbung Ikan Nasional
 

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020