Amman (ANTARA) - Yordania akan melanjutkan penerbangan internasional reguler mulai 8 September untuk membantu menghidupkan kembali ekonomi yang terpukul parah oleh pandemi COVID-19, kata para pejabat, Rabu (2/9).

Pembukaan kembali penerbangan internasional sempat ditunda beberapa kali selama satu bulan terakhir ini.

Juru bicara pemerintah, Amjad Adailah, mengatakan pada konferensi pers bahwa para penumpang yang akan memasuki Yordania diharuskan menunjukkan bukti tes COVID-19, dengan hasil negatif, selama 72 jam sebelum berangkat.

Mereka juga diwajibkan menjalani tes yang sama pada saat kedatangan di bandara Yordania.

Baca juga: Trafik penerbangan mulai naik, GMF optimis bangkit
Baca juga: Penerbangan internasional langsung Beijing dibuka bertahap


Ia mengatakan aturan yang dikeluarkan akan termasuk kewajiban bagi para penumpang dari luar negeri untuk melakukan karantina mandiri selama maksimal dua pekan. Lama karantina itu tergantung pada tingkat keparahan pandemi di negara tempat penerbangan mereka berasal.

Pemerintah telah berulang kali menunda pembukaan kembali Bandara Internasional Alia Amman, pusat lalu lintas penerbangan di kawasan, atas kekhawatiran bahwa orang-orang yang datang dari luar negeri dapat menyebabkan lonjakan penyebaran virus corona.

Namun dalam beberapa hari terakhir, kekhawatiran meningkat terkait dengan dampak penundaan lebih lanjut pada ekonomi negara itu, yang terbebani utang.

Yordania pada Agustus mengalami lonjakan kasus hampir dua kali lipat, yaitu menjadi total 2.161, dengan 15 kematian.

Angka itu tergolong lebih kecil dibandingkan dengan di banyak negara Timur Tengah lainnya. Namun, pihak berwenang Yordania tetap khawatir bahwa wabah tersebut bisa menjadi parah.

Penutupan bandara Amman merupakan pukulan yang merusak ekonomi negara itu, yang bergantung pada bantuan, karena pariwisata lumpuh.

Bagi Yordania, pariwisata merupakan sumber pendapatan utama. Sebelum krisis pandemi menerpa, sektor itu menikmati lonjakan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Pemerintah juga berada di bawah tekanan banyak kalangan untuk membuka kembali penerbangan reguler agar ribuan warga Yordania, yang kehilangan pekerjaan di negara-negara Teluk karena wabah COVID-19, bisa pulang ke tanah air.

Penghentian layanan penerbangan komersial juga menyebabkan kerugian jutaan dolar bagi Royal Jordanian Airlines (RJ), maskapai penerbangan utama milik negara, kata para pemimpin industri itu.

Sumber: Reuters

Baca juga: Vietnam akan buka kembali penerbangan internasional bulan ini
Baca juga: Peru buka lagi penerbangan internasional 1 Oktober

Penerjemah: Tia Mutiasari
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020